SOLOPOS.COM - Varian Delta disebut lebih menular. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO — Beberapa rumah sakit (RS) Kota Solo mengirim sampel dari pasien Covid-19 untuk tes whole genome sequencing (WGS) ke Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta guna mendeteksi Strain India (Delta) B.1.617.2.

Varian tersebut diketahui lebih cepat menyebar dan memiliki risiko fatalitas tinggi. Covid-19 varian itu sebelumnya sudah terdeteksi di Kudus dan beberapa kasus di Soloraya diketahui berawal dari perjalanan ke Kudus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kasus yang berawal dari perjalanan ke Kudus itu ada di beberapa kabupaten yakni Sragen, Wonogiri, Klaten, Sukoharjo, dan Boyolali. Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengatakan kasus di Sragen dan Wonogiri berasal dari mobilitas warga ke Kudus yang diketahui sudah ada Strain Covid-19 asal India.

Baca Juga: Positif Covid-19, Tujuh Anggota TNI Jalani Karantina Di Benteng Vastenburg Solo

Ekspedisi Mudik 2024

“Sampel WGS [dari pasien RS Solo] yang sudah dikirim, masih kami tunggu hasilnya. Sementara menunggu kami memperketat protokol kesehatan dan mobilitas warga. Harapannya jangan sampai masuk Solo,” katanya kepada wartawan, Rabu (16/6/2021).

Salah satu pengetatan yakni dengan meminta hasil uji swab antigen negatif kepada setiap pendatang atau pelaku perjalanan yang menginap di hotel/penginapan/homestay Kota Solo, Apalagi jika mereka berasal dari zona merah atau risiko tinggi penularan Covid-19.

Warga Solo Diminta Menunda Perjalanan Keluar Kota

Gibran juga meminta warga menunda perjalanan dinas maupun hajatan. Keduanya berpotensi menyebarkan virus SARS CoV-2. “Kami lihat yang di Wonogiri dan Sragen itu kan karena mendatangi hajatan di Kudus. Jadi, tolong kurangi dulu kegiatan keluar kota,” imbuhnya.

Baca Juga: Wali Kota Solo Gibran Tak Setuju Seluruh Pulau Jawa Lockdown, Apa Alasannya?

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengaku tidak mengetahui jumlah sampel yang dikirim RS ke UGM untuk mendeteksi ada tidaknya Covid-19 varian India. Pengiriman sampel dilakukan secara mandiri oleh RS sehingga tidak melalui mekanisme dinas.

Menurutnya, RS memiliki sejumlah kriteria untuk menetapkan sampel pasien Covid-19 itu layak untuk diuji WGS. Salah satunya, dilihat dari eksponensial penularan cepat dan kematian tinggi.

Ning, sapaan akrabnya, mengatakan hasil tes WGS itu kemungkinan sepekan atau 10 hari baru keluar. Menurut Ning, RS tentu sudah memiliki pertimbangan kenapa mengirim sampel untuk uji WGS.

Baca Juga: Kisah Warga Boyolali Terjerat Pinjaman Online Ilegal, Utang Rp900.000 Bengkak Jadi Rp75 Juta

RS Tambah Kapasitas Ruang Isolasi

Misalnya RS di Solo akan melihat riwayat perjalanan pasien ini ke mana saja, baru diputuskan mengirim sampelnya untuk uji WGS guna mengetahui apakah Covid-19 pada pasien itu masuk varian India atau bukan.

“Jadi, tidak semua sampel. Daerah lain tentu juga mengirim sampel untuk mendeteksi varian mutasi baru itu. Kalau benar-benar ada, kita harus waspada dan mencegah semua kemungkinan penularan,” bebernya.

Baca Juga: Fakta Baru! Pelaku Di Bawah Pengaruh Miras Saat Aniaya Pemuda Jumapolo Karanganyar

Ning mengaku sudah mengumpulkan RS rujukan Covid-19 agar mereka meningkatkan kapasitas ruang isolasi dan ICU sebanyak 40% dari total kapasitas. Kasus Covid-19 di seluruh daerah naik sehingga ia berharap masyarakat berhati-hati dan menjaga protokol kesehatan.

Tambahan kasus positif Covid-19 baru dalam sehari selama sepekan terakhir hampir selalu di atas 50. “Ayo protokol kesehatan, lansia dan pralansia, ayo vaksin. Jadi kalau kena, enggak masuk RS, enggak masuk ICU, enggak sampai meninggal. Yang tanpa gejala juga bertanggung jawab jangan menulari orang lain dengan karantina,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya