SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, KLATEN</strong> — Sejumlah rumah sakit (RS) di Klaten mulai bersiap mencari pinjaman untuk menutup biaya operasional pelayanan kesehatan terutama bagi pasien peserta <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180902/489/937447/penyakit-jantung-dominasi-klaim-bpjs-solo" title="Penyakit Jantung Dominasi Klaim BPJS Solo">BPJS</a>.</p><p>Hal itu karena pembayaran klaim dari BPJS Kesehatan menunggak. Direktur Utama Rumah Sakit (RS) Islam Klaten, Sutrisno, mengakui ada tunggakan pembayaran klaim BPJS selama tiga hingga empat bulan terakhir.</p><p>"Saya kira ini terjadi secara nasional di semua RS mengalami hal yang sama. Memang itu cukup mengganggu kinerja rumah sakit. Namun, kami tetap membuka layanan seperti biasa," kata SutrisnoSejumlah rumah sakit (RS) di Klaten mulai bersiap mencari pinjaman untuk menutup biaya operasional pelayanan kesehatan terutama bagi pasien peserta BPJS. saat ditemui <em>Solopos.com</em> di Gedung Al Mabrur Klaten, Rabu (19/9/2018).</p><p>Sutrisno menuturkan nilai tunggakan klaim yang belum dibayar itu cukup besar. Tunggakan klaim setara biaya hidup RS Islam Klaten per bulan sekitar Rp10 miliar.</p><p>&ldquo;Untuk antisipasi kami efisiensi terus. Pengeluaran yang tidak perlu kami kurangi sedikit-sedikit dan kami terus berkomunikasi dengan BPJS,&rdquo; jelas dia.</p><p>Sutrisno mengatakan sebagai RS swasta, biaya operasional didapatkan secara mandiri salah satunya mengandalkan dari pembayaran klaim dari BPJS kesehatan. Berbeda dengan RS milik pemerintah yang bisa disokong melalui anggaran pemerintah.</p><p>Lantaran hal itu, RS Islam mulai mencari dana talangan sembari menunggu pembayaran klaim dari <a href="http://news.solopos.com/read/20180917/496/940302/bpjs-kesehatan-defisit-rp1658-triliun-dpr-angkat-tangan-saja" title="BPJS Kesehatan Defisit Rp16,58 Triliun, DPR: Angkat Tangan Saja">BPJS</a>. &ldquo;Kami baru negosiasi dengan bank bagaimana untuk mendapatkan dana talangan,&rdquo; urai dia.</p><p>Tunggakan pembayaran klaim dari BPJS Kesehatan juga dialami di Rumah Sakit Daerah (RSD) Bagas Waras Klaten. Klaim BPJS Kesehatan di rumah sakit tersebut belum dibayar sejak Juli 2018.</p><p>Kabid Pengembangan Hukum dan Informasi RSD Bagas Waras Klaten, Joko Istanto, menuturkan 80 persen pasien RSD Bagas waras menggunakan BPJS Kesehatan. Meski ada tunggakan pembayaran klaim, ia memastikan operasional RSD belum terganggu.</p><p>Hal itu karena biaya operasional RSD masih disokong APBD Klaten. &ldquo;Pelayanan tetap berjalan seperti biasa. Untuk tunggakan itu lebih banyak pada jasa pelayanan. Sementara operasional masih didukung dari APBD. Stok obat-obatan juga masih aman. Soal nilai tunggakan persisnya kurang tahu pasti,&rdquo; jelas Joko saat ditemui <em>Solopos.com</em> di ruang kerjanya, Kamis (20/9/2018).</p><p>Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten memastikan pelayanan di 34 puskesmas tak terpengaruh defisit keuangan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180727/489/930408/hampir-100-warga-terdaftar-bpjs-solo-raih-uhc" title="Hampir 100% Warga Terdaftar BPJS, Solo Raih UHC">BPJS</a> Kesehatan. &ldquo;Klaim di puskesmas itu dibayarkan di awal. Yang terpengaruh defisit itu RS. Puskesmas tidak ada masalah,&rdquo; kata Plt. Kepala Dinkes Klaten, Cahyono Widodo.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya