Rp1,4 Miliar untuk Membangun 35 Embung di Bojonegoro

<p><span><strong>Madiunpos.com, BOJONEGORO</strong> — Anggaran senilai Rp1,4 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Bojonegoro 2018 dialokasikan untuk membangun 35 embung, termasuk normalisasi, di wilayah setempat. Hal itu sebagai usaha menambah tampungan air hujan.</span></p><p><span>"Sampai saat ini sudah ada 28 embung yang selesai dikerjakan termasuk sebagian pekerjaan merupakan normalisasi embung yang kapasitas tampungannya berkurang," kata Kepala Bidang Air Baku dan Irigasi Dinas Pekerjaan Umum (PU) Sumber Daya Air Bojonegoro, Sahid, di Bojonegoro, pekan lalu.</span></p><p><span>Sesuai usulan pihak desa, ungkap dia, sebanyak 35 embung <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180922/516/941322/salut-pengusaha-jatim-tukarkan-us50juta-untuk-kuatkan-rupiah" title="Salut! Pengusaha Jatim Tukarkan US$50 Juta untuk Kuatkan Rupiah">termasuk normalisasi</a> yang sudah selesai dikerjakan yaitu 11 embung baru yang tersebar di berbagai desa serta normalisasi 17 embung.</span></p><p><span>"Embung yang diusulkan dibangun menempati tanah kas desa [TKD]. Embung yang ada di Bojonegoro rata-rata menempati TKD, selain tanah negara <em>solo vallei werken</em>&nbsp;[SVW]," katanya .</span></p><p><span>Pemkab, menurut Sahid, dalam mengerjakan pembangunan 35 embung termasuk normalisasi hanya sebatas membantu pihak desa yang mengajukan usulan.</span></p><p><span>Oleh karena itu, kata dia, alokasi anggaran sebesar Rp1,4 miliar itu untuk biaya berbagai kebutuhan operasional pembuatan embung atau normalisasi, seperti untuk kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) alat berat, honor operator juga berbagai kebutuhan lainnya.</span></p><p><span>Dalam mengerjakan pembuatan dan normalisasi embung memanfaatkan 17 alat berat, diantaranya, ekskavator dan <em>backhoe</em>&nbsp;milik Dinas PU SDA. Dia&nbsp;</span><span>menjelaskan pembangunan embung termasuk normalisasi akan menambah jumlah air hujan yang bisa tertampung di embung pada musim hujan.</span></p><p><span>Sebelum ini di daerahnya <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180925/516/941731/tersangka-kpk-syahri-muljo-tetap-dilantik-menjadi-bupati-tulungagung" title="Tersangka KPK Syahri Muljo Tetap Dilantik Menjadi Bupati Tulungagung">sudah terbangun</a> sebanyak 501 embung termasuk embung geomembran yang tersebar di sejumlah kecamatan, antara lain, Kecamatan Sugihwaras, Kedungadem, Kepohbaru, Baureno, Kalitidu, Sukosewu dan kecamatan lainnya.</span></p><p><span>"Keberadaan embung bermanfaat bagi masyarakat. Air yang tertampung bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan tidak hanya untuk memandikan ternak, tapi juga untuk kebutuhan air baku," ucapnya.</span></p><p><span>Ia mencontohkan, di Desa Megale, Kecamatan Kedungadem, hingga sekarang air yang masih tersedia dimanfaatkan sekitar 200 kepala keluarga (KK) untuk kebutuhan air baku.&nbsp;</span><span>"Dari 501 embung yang airnya sudah mengering ya sekitar 70 persennya," ujarnya.</span></p><p><span>Dari data yang ada menyebutkan, <a href="http://madiun.solopos.com/read/20180925/516/941708/tren-coworking-space-merambah-kota-madiun" title="Tren Coworking Space Merambah Kota Madiun">embung yang ada</a> di daerah setempat yang sudah terbangun rata-rata mampu menampung air berkisar 5.000-10.000 meter kubik/embung.&nbsp;</span></p><p><strong>Silakan&nbsp;</strong><a href="http://madiun.solopos.com/"><strong>KLIK</strong></a><strong>&nbsp;dan&nbsp;</strong><a href="https://www.facebook.com/madiunpos/"><strong>LIKE</strong></a><strong>&nbsp;untuk lebih banyak berita Madiun Raya</strong></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi