“Kraton luar biasa, kami tidak memahami mendalam mengenai prosesi dan detail tradisi, Kraton memahami itu sekaligus mengajak keluarga untuk mengikuti prosesi dengan baik,” ujarnya, Rabu (23/10/2013).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Menurut dia, penerimaan keluarga Kraton sangat baik apalagi pihak ibunda Notonegoro merupakan teman lama GKR Hemas ketika masa SMP di Jakarta. Sebagai adik, Aditya berharap pernikahan kakaknya langgeng dengan kehidupan yang bahagia.”Semoga juga cepet punya momongan,” ujarnya.
Sejarahwan Universitas Gadjah Mada (UGM), Djoko Suryo mengatakan Kraton memiliki prinsip bibit bobot bebet sebagai prinsip nilai moral yang terus dipegang. Namun, seiring perkembangan zaman keluarga Kraton berupaya melebur dengan kemajuan dunia, seperti keterbukaan terhadap pihak luar Kraton hingga memadukan unsur teknologi untuk mendokumentasikan sejarah Kraton melalui bagian baru, Tepas Tandhayekti.
“Lingkungan Kraton itu masih memegang pakem atau tradisi sebagai paugeran, tetapi sekarang jauh lebih melebur berakulturasi,” tuturnya.
Diharapkan, ke depan Kraton tetap menjaga pakem dan paugeran sehingga memiliki kekhasan yang akan bertahan sebagai warisan budaya.