SOLOPOS.COM - Roy Suryo.dok

Roy Suryo.dok

SEMARANG-Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo menengahi konflik suporter di Jawa Tengah terutama yang menyangkut kasus antara suporter klub PSIS Semarang dengan masyarakat Purwodadi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Proses perdamaian yang juga melibatkan seluruh kelompok suporter klub di Jawa Tengah ini dilakukan bersamaan dengan dialog sepak bola “Menuju Sepak Bola yang Tertib dan Bermartabat” di Hotel Patrajasa Semarang, Rabu (15/5/2013).

“Persoalan bentrok antarsuporter harus dicegah. Semua juga tahu dampaknya tidak hanya terjadi pada suporter tetap juga masyarakat,” kata Menpora Roy Suryo di sela dialog dengan suporter.

Menurut dia, untuk meredam bentrok suporter sebetulnya banyak langkah yang harus dilakukan antara lain dengan melakukan koordinasi dengan pihak keamanan. Selain itu juga melakukan koordinasi dengan suporter lain mulai yang ada dijalur yang dilintasi maupun lokasi yang dituju.

Selama ini, kata dia, koordinasi kurang dilakukan dengan maksimal. Untuk itu dengan deklaraso damai dari seluruh kelompok suporter yang ada di Jawa Tengah semua permasalahan yang selama ini ada bisa diselesaikan.

“Intinya bagaimana mengantisipasi dan semuanya mempunyai kontrol diri. Selain itu setiap kelompok suporter jika akan mendukung timnya harus lapor ke kepolisian. Anggap aja ini piknik tapi ada yang jaga,” kata pria yang juga ahli telematika itu.

Politisi dari Partai Demokrat itu menegaskan, dalam menyelesaikan permasalahan suporter, PSSI sebagai induk organisasi juga harus berperan terutama dalam hal melakukan pendataan suporter mulai dari level Divisi Utama hingga kompetisi tertinggi.

“Sudah saatnya para suporter guyup rukun dalam memajukan sepak bola Indonesia. PSSI saja sudah bersatu. Jadi Jangan ada lagi bentrokan-bentrokan,” kata pria lulusan Fisipol UGM itu.

Pada dialog sepak bola “Menuju Sepak Bola yang Tertib dan Bermartabat” pihak panitia dalam hal ini Pengprov PSSI Jawa Tengah juga menghadirkan anggota Komisi Disiplin PSSI M Nigara serta perwakilan dari Polda Jawa Tengah.

Dalam pemaparannya M Nigara menegaskan ersoalan di luar lapangan bukanlah wewenang PSSI melainkan aparat kepolisian. Namun, demikian, selaku Komdis pihaknya tetap memberikan sanksi pada klub, pemain ataupun panpel yang melakukan pelanggaran.

“Banyaknya permasalahan termasuk pelanggaran disiplin menunjukkan bahwa persepakbolaan kita belum maju dan belum bermartabat,” kata mantan wartawan itu.

Sementara itu Ketua Pengprov PSSI Jawa Tengah Sukawi Sutarip berharap dengan adanya dialog lintas sektoral ini diharapkan bisa memberikan pembelajaran sehingga tidak ada lagi konflik termasuk antar suporter. Selain itu sepak bola Indonesia diharapkan bisa jauh lebih berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya