SOLOPOS.COM - Pasukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) mengikuti upacara pembukaan Musyawarah Wilayah Pemuda Muhammadiyah di Alun-alun Karanganyar, Sabtu (7/2/2015). Acara tersebut dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah, Bupati Karanganyar, dan tokoh-tokoh Pemuda Muhammadiyah. (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Sejumlah peristiwa terjadi di Soloraya pada Rabu (22/9/2022). Berikut peristiwa yang terjadi:

1. Kokam Muhammadiyah Solo Siapkan Ilmu Kebal Hadapi Muktamar

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Solo mengadakan Diklat Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) selama tiga hari di Kecamatan Sambi, Boyolali, mulai Sabtu (16/9/2022).

Sebanyak 40 kader disiapkan untuk pengamanan Muktamar 48 Muhammadiyah & Aisyiyah Solo.

Ketua PDPM Solo Reynald Falah menjelaskan 40 peserta diklat Kokam terdiri atas berbagai angkatan muda Muhammadiyah dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Solo.

Kegiatan tersebut merupakan diklat kali kedua untuk menyambung kaderisasi yang ke depannya menjadi bagian estafet kepemimpinan Kokam.

“Kami menyiapkan kader kokam untuk menyambut dan mengamankan jalannya muktamar di Kota Solo. Dan kami menyiapkan para kader ini dengan berbagai ilmu Allah Islam kemuhammadiyahan,” kata dia melalui keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Rabu (21/9/2022).

“Salah satunya kami juga memberikan ilmu kebal, kebal terhadap kemusyrikan, kebal terhadap tawaran yang menyesatkan yang tidak sesuai dengan jalannya persyarikatan,” lanjutnya.

2. Kecelakaan di Karanganyar, 1 pelajar meninggal dunia

Kecelakaan lalu lintas (lakalantas) melibatkan mobil pikap dengan motor Honda Beat terjadi di Jalan Raya Solo-Tawangmangu tepatnya di depan Resto Semar, Gayamdompo, Karanganyar pada Rabu (21/9/2022) malam.

Akibat kejadian ini satu orang meninggal dunia (MD). Korban meninggal merupakan pengendara sepeda motor yang masih berstatus pelajar asal Gayamdompo.

Kasatlantas Polres Karanganyar AKP Yulianto mengatakan identitas pengendara sepeda motor bernama Inoul Aveyriadi Sativa, 14. Korban menggunakan sepeda motor Honda Beat berpelat nomor AD 6647 JZ.

“Korban mengalami luka parah di kepala dan mulut. Korban meninggal dunia saat di rawat di Rumah Sakit Moewardi Solo,” katanya kepada Solopos.com, Kamis (22/9/2022).

Kasatlantas menjelaskan kronologi kejadian lakalantas bermula saat sepeda motor Honda Beat yang dikendarai korban melaju dari arah barat atau Solo menuju timur (Tawangmangu).

Di saat bersamaan melaju dari arah sama mobil pikap berpelat nomor AD 1747 IF. Mobil tersebut dikendarai Wawan Kristanto, 24, warga Dagen, Jaten bersama satu penumpang atas nama Triyanto, 21, warga Doplang, Karangpandan.

“Posisinya kendaraan korban berada di belakang mobil Pikap,” Katanya.

Namun, sesampainya di lokasi kejadian, pengemudi pikap hendak berbelok ke kanan dan sudah dalam kondisi berhenti.

Pengemudi juga sudah menyalakan lampu sen. Nahas, lantaran jarak terlalu dekat, korban tak mampu mengendalikan laku kendaraannya sehingga menabrak mobil pikap yang berada tepat di depannya.

Korban bahkan terpental dari sepeda motornya sehingga mengalami luka parah di kepala dan mulut.

3. Budayawan Solo berharap Sekaten dikembalikan ke esensinya

Budayawan Kota Solo, Tundjung W. Sutirto, ikut memberikan komentarnya terkait munculnya sejumlah persoalan dalam penyelenggaraan Pasar Malam Sekaten Keraton Solo 2022.

Dia merasa perlu untuk ikut urun rembuk dalam persoalan tersebut. Kepada Solopos.com melalui Whatsapp (WA), Rabu (21/9/2022), Tundjung menjelaskan Sekaten sudah ada sejak masa Kerajaan Demak abad ke-15.

pasar malam sekaten solo
Suasana Pasar Malam Sekaten di Alun-alun Utara Keraton Solo, Jumat (16/9/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Sekaten saat itu diselenggarakan lebih sebagai sarana atau media dakwah ataupun syiar agama Islam. Wali Sanga melihat fenomena budaya yang berkembang di masyarakat Jawa yaitu kecintaan terhadap gamelan.

“Dengan membunyikan gamelan di pelataran masjid diharapkan masyarakat berduyun-duyun ke area masjid dan alun-alun,” ujarnya mengenai awal mula digelarnya Sekaten di Keraton Solo.



Dengan berkumpulnya masyarakat, baik di masjid maupun alun-alun, para wali bisa melakukan syiar agama Islam. Sedangkan adanya pasar yang tumbuh dan berkembang mengikuti tradisi Sekaten di Demak, itu kemudian dimaknai Sekaten identik pasar malam.

“Padahal pasar malam itu hanya multipplier effect. Inti dan roh sekaten itu terpusat di masjid, bukan di pasar dan keramaian di alun-alun. Saya melihat pergelaran tradisi Sekaten sekarang tidak ubahnya keramaian pasar malam,” katanya.

Sedangkan untuk esensi dakwah atau syiar agama dalam pergelaran Sekaten di Keraton Solo tidak pernah dipikirkan lagi.

Padahal dalam pergelaran Sekaten bisa diselenggarakan berbagai kegiatan di serambi Masjid Agung, seperti berzanji, selawatan, dan khotmil Quran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya