SOLOPOS.COM - Ilustrasi Virus Corona (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, BOYOLALI — Kasus pasien positif Covid-19 di Kabupaten Boyolali kembali bertambah pada Kamis (4/6/2020). Ada tambahan 1 kasus sehingga totalnya menjadi 27 kasus. Tambahan satu kasus Covid-19 itu berasal dari Desa Senting, Kecamatan Sambi,

Kasus terbaru atau nomor 027 itu masih dari klaster yang sama dengan kasus 023-026 yakni warga meninggal di Jakarta yang dimakamkan di Desa Senting. Pemakaman warga yang positif Covid-19 tersebut tidak menggunakan protokol pemulasaraan jenazah terinfeksi virus corona.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Asyik, Pedagang Pasar dan Pembeli di Klaten Dapat Masker Gratis

Hal itu karena sejak awal tidak ada informasi mengenai riwayat sakit warga yang meninggal tersebut. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Boyolali, Ratri S Survivalina, mengatakan kasus 027 adalah pria berinisial DM, 41.

“Yang bersangkutan merupakan kontak erat dari kasus sebelumnya, yakni kasus 024, 025 dan 026. Masih berkaitan dengan keluarga di Senting, Sambi,” kata dia kepada wartawan di kantornya, Kamis (4/6/2020).

Bukan Transmisi Lokal

Artinya, sudah lima orang dari Desa Senting Sambi yang terkonfirmasi positif Covid-19. DKK Boyolali memastikan kelimanya sudah terpapar Covid-19 sejak di Jakarta. Artinya lima kasus dari subklaster Senting tersebut termasuk kasus impor alias bukan transmisi lokal.

“Untuk kasus Senting perlu kami sampaikan, untuk meluruskan berita yang sudah beredar. Memang benar telah dideteksi lima kasus positif Covid-19 dalam satu keluarga. Ini merupakan kelanjutan dari meninggalnya SU di Jakarta yang dimakamkan di Sambi,” jelas Ratri.

Ratri menyebut kontak erat dari jenazah positif corona yang dimakamkan di Senting, Boyolali, pada 14 Mei 2020 lalu, itu ada 28 orang. Dari jumlah itu, 15 orang di antaranya merupakan anggota keluarga jenazah.

Pasutri Ditemukan Tewas, Suami Tergantung di Kamar & Istri di Kamar

DKK telah melakukan uji swab dengan metode polymerase chain reaction (PCR) terhadap kontrak erat itu, termasuk dua orang yang membuka tali kain kafan jenazah. Kedua orang itu bukan merupakan keluarga SU. Sampel swab keduanya sudah diperiksa dan hasilnya negatif Covid-19.

“Sedangkan lima orang yang positif Covid-19 adalah anggota keluarga almarhum. Mereka terdiri dari anak, menantu, dan cucu. Diindikasikan sudah terjadi penularan dalam keluarga ini dan juga kemungkinan sudah bertransmisi sejak masih di Jakarta,” kata dia.

Kelima kasus positif corona dari subklaster Senting, Boyolali, tersebut adalah kasus 023 (ST), kasus 024 (DW), kasus 025 (SH), kasus 026 (FT), dan kasus 027 (DM).

Pasien Sembuh

Selain tambahan kasus positif Covid-19 dari Senting, Boyolali, Ratri juga mengumumkan tambahan satu kasus positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Anak usia 13 tahun dengan inisial AN dari Kecamatan Simo sudah dinyatakan sembuh. AN merupakan keluarga atau kontak erat dari kasus 01, BK, yang juga sudah sembuh.

Ratri mengatakan hingga Kamis, total ada 27 kasus positif Covid-19 di Kabupaten Boyolali. Dari jumlah tersebut 15 orang di antaranya sembuh. Sedangkan 11 orang masih dirawat dan satu orang meninggal dunia. “Dengan begitu persentase kesembuhan kasus Covid-19 di Boyolali sekitar 56%,” kata dia.

Terkait kasus positif Covid-19 di Boyolali, selain Senting yang merupakan klaster Jakarta, Ratri menyebut ada beberapa klaster utama. Pertama adalah klaster pelayaran atau klaster Surabaya, klaster Gowa, klaster Jakarta, dan transmisi lokal. Klaster pelayaran atau Surabaya tercatat ada lima kasus dan dua di antaranya kasus penularan.

26 Sukarelawan Jalani Tes Swab Covid-19 di Karanganyar

Klaster Gowa ada tujuh kasus dan dua di antaranya kasus penularan. Klaster Jakarta terdapat delapan kasus yang terdiri atas lima kasus Senting, satu kasus Klego, satu kasus Sawit, dan satu kasus Sambi. Sedangkan untuk transmisi lokal ada enam kasus yang lokasinya terpisah-pisah.

Terkait kasus transmisi lokal, dia mengatakan untuk saat ini masih terbatas pada kalangan keluarga. Misalnya dari ayah menular ke anak atau ke istri. “Kepada masyarakat tidak perlu terlalu khawatir, namun tetap harus waspada,” tutup Ratri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya