SOLOPOS.COM - Gunung Merapi dengan awan lentikular (awan topi) di bagian atas mengeluarkan lava pijar terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (5/3/2021). (Detik.com)

Solopos.com, BOYOLALI – Video yang memperlihatkan sekelompok ABG mendaki ke Pasar Bubrah Gunung Merapi viral di Twitter. Video berdurasi 19 detik itu memperlihatkan empat orang berpose di depan plang menuju ke Pasar Bubrah.

"Gabut-gabut tekan Pasar Bubrah Merapi og pie. Meh lanjut munggah neh, ngga wani," begitu narasi yang ada dalam video itu seperti dilansir Detik.com, Kamis (10/6/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Akhmadi, mengatakan bahwa video itu direkam di jalur pendakian, tetapi bukan di Pasar Bubrah.

"Jadi yang pertama kami melihat video itu berada di arah jalur pendakian. Kemudian kedua kita pastikan dulu apa yang disampaikan yang ditulis. Itu kan dia hanya menyatakan mau ke Pasar Bubrah kemudian nggak berani akhirnya membatalkan," kata Akhmadi saat dihubungi wartawan, Kamis (10/6/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Pasar Ikan Balekambang Solo, Surga bagi Pencinta Iwak Harga Miring

New Selo

Dia menduga para remaja itu berada di sekitar wilayah objek wisata New Selo, Boyolali. "Jadi bukan di puncak itu posisinya. Bukan di Pasar Bubrah juga (tapi) mau menuju (Pasar Bubrah). Itu kan (tanda ke) Pasar Bubrah," tegasnya.

Pihak TNGM memastikan remaja dalam video itu tidak sampai mendaki ke puncak Gunung Merapi. Sebab, melihat perlengkapan yang dikenakan para remaja itu tidak memenuhi syarat untuk mendaki ke puncak.

"Tapi kayaknya sih enggak (ke puncak) karena kami sudah pantau, dan indikasinya itu adalah pengunjung New Selo," ungkapnya.

Baca juga: Gunung Merapi Siaga! Video Rombongan ABG Nekat Mendaki ke Pasar Bubrah Viral

Ia menduga mereka naik karena di kawasan New Selo tidak ada pintu rimba yang dijaga petugas. Akses jalan hingga lokasi pengambilan video pun berada di wilayah perkebunan warga dan jalannya sudah dicor.

Akhmadi menyebut ada dua jalur pendakian resmi ke Gunung Merapi yang ditutup sejak 2018 lalu.

"Kalau jalur pendakian yang resmi ada 2. Lewat Selo (Boyolali) dan lewat Sapuangin (Klaten)," terang dia.

Menurut Akhmadi papan larangan mendaki Gunung Merapi juga dipasang di lokasi yang ditengarai sebagai jalur ilegal.

"Sebenarnya itu sudah ada sejak 2018 kita sudah beberapa pintu atau jalur yang dimungkinkan ilegal itu kita sudah pasang papan dan masyarakat sudah kita koordinasikan dengan dukuh dan sebagainya," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya