Solopos.com, SOLO — Tahun ini, rokok masih menjadi biang kerok cukup besar terhadap beban konsumsi masyarakat miskin di Indonesia sehingga mereka tetap bertahan di bawah garis kemiskinan. Rokok bertahan di posisi kedua setelah beras sebagai komoditas yang memberi kontribusi terbesar terhadap garis kemiskinan.
Hendro Widodo, 30, pekerja swasta asal Kartasura, Sukoharjo, mengaku bakal tetap membeli rokok meski harganya bakal dinaikkan. Ia bahkan memilih untuk menahan rasa lapar daripada harus tidak membeli rokok. “Lebih tahan tidak makan daripada tidak merokok,” kata dia, kepada Solopos, Selasa (20/9/2022).
Sudah Langganan ? Login
Lanjutkan Membaca...
Silakan berlangganan untuk membaca artikel ini dan dapatkan berbagai konten menarik di Espos Plus.