SOLOPOS.COM - Mulyono memotret wisatawan dengan menggunakan kameranya di depan pintu masuk Museum Keraton Surakarta, Minggu (8/11/2020). (Wahyu Prakoso/Solopos)

Solopos.com, SOLO–Satu keluarga yang baru tiba tersebut merupakan objek kedua yang ia potret sejak menunggu wisatawan Minggu (8/11/2020) pukul 09.00 WIB. Selesai mengambil gambar, Mulyono menawarkan cetakan foto kepada wisatawan dari Surabaya tersebut.

Senyum Mulyono mengembang ketika wisatawan dari Surabaya tersebut mengiyakan tawaran cetak foto. Tidak semua pengunjung mau difoto. Yang mau difoto pun juga tidak mesti mau membayar hasil jepretan mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mulyono mencetak foto di lokasi percetakan terdekat setelah pengunjung bersedia ditawari cetakan foto. Foto dengan ukuran 10R yang ditawarkan Rp25.000 per lembar.

“Kami buka harga segitu [Rp25.000 per lembar]. Tapi pengunjung bisa menawar. Ini bagi tugas dengan teman-teman. Saya motret. Ada teman menunggu pengunjung yang keluar museum untuk menyerahkan hasil foto dan menerima uang,” katanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Kendalikan Komorbid, Cegah Risiko Covid-19

Dia menjelaskan, ada 18 orang yang menawarkan jasa foto tapi ini baru sebagian saja yang mulai beraktivitas Minggu pagi. Satu orang bisa mengantongi Rp100.000 per hari sampai Rp150.000 per hari pada akhir pekan sebelum pandemi Covid-19.

Sebelumnya, warga Kelurahan Banyuanyar tersebut beralih profesi dengan menjual nasi bungkus dan intip di rumahnya. Ia terpaksa berjualan makanan karena tidak mendapatkan pemasukan akibat penutupan museum sejak awal pandemi Covid-19.

Padahal, dia merupakan tumpuan keluarga bagi istrinya, Sri, dan kedua anaknya, Atar yang menginjak kelas III dan Bunga yang duduk di TK. Ia harus memperoleh penghasilan untuk membiayai sekolah kedua anaknya.

Dia menjelaskan, antusias mendapatkan informasi pembukaan museum dari pengelola. Kunjungan wisata menjadi asa bagi dia yang sudah 10 tahun mencari penghasilan dengan jasa foto di sekitar museum tersebut.

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Kepada Joe Biden Dan Kamala Harris

Disambut Hangat

Pengelola Museum Keraton Solo kembali menerima kunjungan wisata Minggu siang. Pembukaan perdana saat pandemi Covid-19 juga disambut hangat oleh 11 pengemudi becak di sekitar museum.

Salah satu pengemudi becak, Suparno, 52, bersyukur museum kembali beroperasi sehingga ia dapat menawarkan tumpangan kepada wisatawan. Sebelumnya, ia bertahan dengan mengandalkan bantuan para donatur yang memberikan sembako dua pekan sekali.

“Memang sama sekali enggak ada penumpang tapi Tuhan adil. Ada yang memberikan rezeki. Paling tidak, ada donatur memberikan bantuan rutin dua pekan sekali,” paparnya.

Pengelola museum menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan menyediakan saranan cuci tangan, pengecekan suhu tubuh, dan mewajibkan pengunjung memakai masker. Petugas berkeliling memantau aktivitas pengunjung dan mengingatkan pengunjung yang tidak mematuhi protokol kesehatan di dalam area museum.

Kepala Museum Keraton Solo, K.R.A. Dany Nur Adiningrat, menjelaskan kemarin pagi merupakan pembukaan museum perdana saat pandemi Covid-19. Jam operasional museum Senin sampai Kamis pukul 09.00 WIB sampai 15.00 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 09.00 WIB sampai 16.00 WIB dengan Rp15.000 per tiket.

“Kami enggak mau kawasan kami menjadi klaster penyebaran Covid-19. Kunjungan berapapun kami layani tapi dengan pembatasan yang berlaku,” ungkapnya.

Menurut Dany, rata-rata pengunjung museum sebanyak 500 orang per hari pada Sabtu dan Minggu. Pengelola akan mengembangkan kawasan museum seluas 1 hektare dengan memantau situasi dan kondisi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya