SOLOPOS.COM - Gubernur DKI Jakarta yang juga mantan Walikota Solo, Joko Widodo, berbaur bersama penggemar musik metal menyaksikan konser musik Rock in Solo 7 di Lapangan Kota Barat, Sabtu (2/11) malam. Sekitar 24 group band metal tampil di panggung Rock in Solo 7 yang berlangsung Sabtu-Minggu (2/3/11). (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Gelaran Rock In Solo (RIS) yang dihelat Sabtu-Minggu (3-4/11/2013) banyak menuai pujian di Twitter. Namun di balik kesuksesan acara tersebut, panitia mengungkapkan kekecewaan dengan sikap Pemkot Solo yang tidak mendukung penuh. Padahal RIS 2013 telah masuk kalender pariwisata di Solo.

Ketua penyelenggara RIS 2013, Stephanus Adjie, mengungkapkan dukungan pemkot tidak penuh. Pemkot sebenarnya mampu menghubungkan panitia penyelenggara dengan badan usaha di Solo, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN). “Berikan kami kailnya, bukan ikannya. Kemarin Pemkot Solo hanya memberikan spanduk saja. Kami sewa Lapangan Kota Barat sebesar Rp21 juta semua bayar sendiri, tidak ada potongan,”ujar dia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia menilai Pemkot Solo memiliki standar ganda dalam mendukung sebuah even. Beberapa even musik di Kota Solo didukung penuh, tetapi tidak demikian pada RIS. Padahal even ini mampu mendatangkan hingga 10.000 pengunjung/harinya. “Kemarin saya sempat ditanya Pak Jokowi, Pemkot ngasih apa? Pak Jokowi juga datang, dia jadi penonton dan beli tiket. Tapi Pak Rudy malah tidak datang, dari dinas pariwisata saja apa datang?,” terangnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Adjie menilai RIS tahun ini merupakan RIS dengan formula paling pas meskipun panitia penyelenggara masih mengalami kerugian. Pelaksanaan acara sesuai dengan konsep yang direncanakan. Penonton pun tertib dan tidak ada kericuhan. “Tapi ruginya tidak sebesar tahun kemarin. Tempatnya representatif, kurangnya cuma tidak ada parkirannya,” ujar dia.

Ihwal penyelenggaraan RIS tahun depan, Adjie mengungkapkan telah memiliki beberapa formula yang pas agar even semacam itu dapat berjalan terus. Caranya dengan terus melakukan inovasi, memberikan tontonan yang dinamis sesuai karakter penontonnya. “Dari kemarin banyak grup yang kirim demo, tetapi panitia punya standar agar bisa tampil di RIS. Simpelnya, grup itu bagus saat tampil dan melakukan sesuatu [prestasi],” ujarnya.

Selain itu, RIS dalam sehari akan menampilkan 12 band. Sementara band tamu dari luar negeri sebanyak empat-lima grup. Dia menungkapkan akan terus berkomitmen menjadikan RIS sebagai even tahunan di Solo.

Terpisah Kepala Dinas Pariwisata Solo, Widdi Srihanto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu, mengatakan bentuk perhatian Pemkot Solo tidak hanya berbentuk materi tetapi dalam bentuk fasilitasi.  “Bentuk perhatian kami berwujud stimulan, fasilitasi dalam pengurusan surat-surat. Penyelenggara RIS kan sudah mampu mengundang band kelas internasional, penyelenggaraan juga sudah baik. Sedangkan di tempat lain masih banyak yang membutuhkan pendanaan dan perhatian lebih,” ujar dia.

Dia menegaskan panitia penyelenggara RIS dapat berdiskusi tentang apa saja yang dapat difasilitasi oleh Pemkot Solo. Ihwal kegiatan serupa di masa depan, Widdi mengungkapkan siap membantu asalkan panitia penyelenggara menyampaikan permintaan dan berkoordinasi.
“Even di Kota Solo akan maju saat pelaku keseniannya lebih aktif, dinas hanya sebagai fasilitator,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya