SOLOPOS.COM - Mahasiswa UGM memperlihatkan robot ciptaan timnya Kamis, (5/1) (IST)

Mahasiswa UGM memperlihatkan robot ciptaan timnya Kamis, (5/1) (IST)

SLEMAN—Dua tim robot Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengukir prestasi internasional dengan menyabet dua medali yaitu emas dan perak.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam ajang bergengsi The 13th Internasional Robot Olympiad 2011 di Indonesia yang diikuti 13 negara dan lebih dari seratus tim, tim robot UGM keluar sebagai juara satu dalam kategori creative robot yang diraih oleh tim Boyo dan juara dua dalam kategori robot Indonesia yang diraih tim Gamaro.

Chistian Antonia, mahasiswa Ilmu Komputer dan Elektronika UGM sekaligus ketua tim Boyo, mengatakan tim Boyo Instrumen dengan robotnya bernama Quadcopter (sipitung) dan Exploler Bot (Paijo) berhasil meraih medali emas, karena keunikan dan kelebihan yang dimiliki robot tersebut.

Robot tersebut, ungkap dia terbuat dari bahan bekas sehingga biaya pembuatannya murah. Selain itu juga menggabungkan dua konsep yaitu darat dan udara.

“Misalnya dalam pembuatan rangka, kami menggunakan alumunium jemuran dan juga bekas tralis. Kemudian untuk konsep gabungan yaitu terbang dan di darat itu belum ada dan baru kami,” kata dia di Kampus UGM, Kamis (5/1)

Senada Rossena Karisma Rosul, anggota tim, mengatakan tim memang menawarkan konsep baru pembuatan robot, yaitu konsep dengan harga yag tidak mahal.

Sementara, Ilona Usuman, Pendamping, pembuatan robot terbang dan darat dari tim Boyo terinspirasi dari penangaan bencana di Indonesia yang kerap kali mengalami kesulitan  karena terhalang cuaca atau medan buruk.

“Robot udara akan terbang ke daerah bencaana, kemudian turun dan menurunkan robot darat untuk mengidentifikasi sekitar,” ucap dia.

Menurut Andika Pramanta Yudha, anggota tim, robot terbang memiliki empat baling-baling, sensor penstabil yaitu gyro (percepatan sudut), akselero meter (kemiringan), dan GPS (posisi koordinat).

Sedangkan, robot darat memiliki camera, infrared (mendeteksi korban/orang), suhu, dan ditambah pendeteksi gas sulfur. Adapun jarak tempuh robot tersebut adalah 1km dan kemampuan sensornya sejauh enam meter.

“Memang saat ini baru terbatas itu, tetapi bisa dikembangkan lagi, tentunya apabila dengan biaya lebih dapat memperkuat dayanya dengan mengganti komponen,” tegas dia.

Selain tim Boyo yang sukses merebut emas, tim Gamaro yang terdiri dari Pramudita Johan Iswara dan Zulfikar Rachman juga sukses merebut perak dengan robot Joko Klono.

Menurut Pramudita Johan Iswara, Ketua Tim, mengatakan robot tersebut merupakan robot humanoid yang dapat menarikan tari tradisional Jogja, yaitu tari Klono topeng. Robot memiliki gerakan yang halus, sehingga hampir mendekati sebenarnya.

Adapun untuk pembuatan robot dari tim Boyo menghabiskan total biaya sekitar Rp8,8 juta, sedangkan robot dari tim Gamaro menghabiskan dana sekitar Rp40 juta.(Harian Jogja/Eva Syahrani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya