SOLOPOS.COM - Bernardus Ardi (kiri) dan Agur Yake, siswa SMK Pangudi Luhur Leonardo, Klaten tengah memperbaiki robot pengintai yang dirakitnya di Gedung Sunan Pandanaran, Rabu (20/6/2012). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Bernardus Ardi (kiri) dan Agur Yake, siswa SMK Pangudi Luhur Leonardo, Klaten tengah memperbaiki robot pengintai yang dirakitnya di Gedung Sunan Pandanaran, Rabu (20/6/2012). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Kemampuan robot pengintai buatan tiga siswa SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten itu memang tidak secanggih Robot Sand Flea milik Amerika Serikat. Namun, kemampuan mereka merakit sebuah robot pengintai ini patut diacungi jempol.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sekilas, robot ini tampak seperti mainan biasa yang dikendalikan dengan remot kontrol. Sama seperti Sand Flea, robot ini juga dilengkapi teknologi canggih sebagai alat untuk menangkap informasi tentang suatu keadaan genting. Perangkat webcam yang terpasang pada bagian depan robot itu mampu mengirimkan gambar yang bisa dilihat melalui layar monitor.

Ekspedisi Mudik 2024

“Robot ini bisa mendeteksi barang-barang yang dicurigai sebagai bom. Persis seperti yang digunakan Tim Densus 88 saat mengintai sebuah ruangan yang dicurigai sebagai tempat bersembunyi teroris,” ujar Bernardus Ardi, siswa kelas X Program Keahlian Mekatronika, SMK Pangudi Luhur Leonardo Klaten saat ditemui Solopos.com di sela-sela acara Lomba Seni Budaya di Gedung Sunan Pandanaran, Klaten, Rabu (20/6/2012).

Robot ini dilengkapi sensor jarak yang terpasang di bagian depan. Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi benda-benda yang berada di sekelilingnya. Untuk bergerak, robot ini ditunjang dengan empat roda yang mampu berjalan di segala medan. Pergerakan robot ini dapat dikendalikan dengan sebuah remot kontrol.

Pembuatan robot penginta ini terinspirasi dari cara Densus 88 mendeteksi sebuah rumah yang ditengarai sebagai sarang teroris. Sejak melihat tayangan itu di salah satu stasiun televisi swasta, tiga siswa SMK itu bermaksud membuatnya. “Semua bahan untuk membuat robot ini kami searching melalui google. Butuh waktu lama untuk mempelajari dan mencari bahan-bahan itu. Namun, untuk merakitnya kami butuh waktu dua pekan,” ujar Agur Yake, teman sekelas Bernardus yang ikut merakit robot pengintai ini.

Sebagai barang baru, Bernardus dan Yake menyadari jika robot rakitannya itu masih memiliki kekurangan. Mereka bertekad menyempurnakan pembuatan robot pengintai ini. Namun, diakuinya, faktor biaya menjadi kendala dalam menyempurnakan robot ini. Hingga kini, pembuatan robot itu sudah menelan biaya Rp2,5 juta.

“Kami perlu menambahkan perangkat kamera yang lebih fleksibel supaya bisa menangkap objek di segala arah. Kami juga perlu menambahkan tiga perangkat sensor jarak yakni dua di bagian samping dan satu di bagian belakang,” papar Bernardus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya