SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta–Pemerintah menetapkan lima agenda pembangunan nasional dalam rencana kerja pemerintah (RKP) 2010 yang bertemakan “Pemulihan Perekonomian Nasional dan Pemeliharaan Kesejahteraan Rakyat”.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato pengantar RAPBN 2010 beserta nota keuangannya di depan rapat paripurna luar biasa Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Senin (3/8).

Promosi BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Berkembang Kian Pesat saat Lebaran

Kelima agenda pembangunan nasional tersebut yaitu, pertama, pemeliharaan kesejahteraan rakyat utamanya masyarakat miskin, serta penataan kelembagaan dan pelaksanaan sistem perlindungan sosial.

Kedua, peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Ketiga, pemantapan reformasi birokrasi dan hukum, serta pemantapan demokrasi dan keamanan nasional.

Keempat, pemulihan ekonomi yang didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur, dan energi. Kelima, peningkatan kualitas pengelolaan sumber daya alam dan kapasitas penanganan perubahan iklim.

“Dari kelima agenda tersebut dan memperhatikan arah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional ke-2 (RPJMN ke-2), dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, maka RKP 2010 disusun dengan tujuan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang,” kata Presiden.

Menurut Presiden, penataan dilakukan dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta peningkatan daya saing perekonomian.

Presiden juga mengatakan, RAPBN 2010 selain dirancang untuk mencapai sasaran prioritas pembangunan dalam RKP 2010, juga untuk memenuhi target-target dari asumsi makro yang telah direncanakan.

Yaitu pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sekitar 5 persen, tingkat inflasi 5 persen, nilai tukar rupiah rata-rata Rp 10.000 per dolar AS, suku bunga SBI 3 bulan rata-rata 6,5 persen, harga minyak mentah Indonesia di pasar internasional 60 dolar AS per barel dan “lifting” minyak mentah Indonesia diharapkan dapat mencapai 965.000 barel per hari.

Presiden menambahkan, pemerintah tetap mewaspadai adanya gangguan terhadap pencapaian target asumsi tersebut melihat kondisi ekonomi dunia yang dinilai masih belum stabil.

“Dalam suasana ekonomi dunia yang masih belum stabil, risiko terjadinya perubahan berbagai asumsi makro pada tahun 2010 tetap harus kita antisipasi, dengan menyiapkan berbagai kontijensi,” kata Presiden.

Untuk mendukung pembangunan 2010 tersebut, Presiden mengatakan, pendapatan negara dalam RAPBN 2010 direncanakan mencapai Rp 911,5 triliun, meningkat Rp 38,8 triliun dari sasaran RAPBN Perubahan (RAPBN-P) tahun anggaran 2009.

Sementara belanja negara direncanakan mencapai Rp 1.009,5 triliun, lebih tinggi sebesar Rp 3,8 triliun dari yang dianggarkan dalam RAPBN-P
2009.

Sehingga defisit anggaran dalam tahun anggaran 2010, direncanakan sebesar Rp98,0 triliun atau 1,6 persen dari produk domestik bruto (PDB), lebih rendah Rp 35,0 triliun bila dibandingkan target yang direncanakan dalam RAPBN-P 2009 sebesar Rp 133,0 triliun (2,5 persen PDB).

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya