SOLOPOS.COM - Kawasan Pertapaan Pringgodani yang menjadi lokasi meninggalnya Henry Bayu Tumanggor, 54, warga Punggul RT 002/ RW 001, Punggul, Gedangan, Sidoharjo, Jawa Timur. (Solopos/Candra Mantovani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pertapaan Pringgodani di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, yang dikenal sakral ternyata kerap menjadi lokasi ngalap berkah, terutama saat momen Pemilihan Umum (Pemilu).

Ada bangunan berbentuk joglo di pertapaan tersebut yang digunakan peziarah untuk bertapa dan meminta permohonan sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Di sini juga terdapat Sendang Manten yang digunakan sebaai tempat untuk bersuci dan meminta izin

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selain itu, ada pula Pancuran Pitu yang dijadikan sebagai puncak prosesi ritual peziarah. Menurut pengelola akun Instagram @misterisolo, ritual ini dilakukan pada weton tertentu saja.

“Prosesi di pancuran ini biasanya dilakukan mulai tengah malam pada weton tertentu. Tanda-tanda hajat peziarah yang diterimapun juga beraneka ragam. Ada yang didatangi oleh harimau, burung, atau bayangan putih yang bisa berbicara adapula lewat benda pusaka yang tiba-tiba menghampiri,” tulis dia menceritakan ritual di Pertapaan Pringgodani Karanganyar.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga:  Banyak yang Mengundurkan Diri, Memang Berapa Gaji CPNS 2022?

Pengelola akun Instagram @misterisolo menyebut konon banyak pemimpin atau pejabat negara yang melakukan ritual di Pertapaan Pringgodani.

“Bahkan ada beberapa dari pejabat tersebut yang masih rutin mengunjungi tempat ini untuk meminta wejangan atau sekedar mengucapkan terimakasih atas kedudukan yang telah diperoleh,” jelas dia.

Baca Juga:  Kahiyang Ayu Hamil Anak Ketiga, Jokowi Bakal Nambah Cucu Lagi Nih

Diberitakan Solopos.com sebelumnya, Pertapaan Pringgodani biasanya ramai dikunjungi saat pemilu. Para calon anggota legislatif (caleg) biasanya datang untuk memanjatkan permohonan agar terpilih di pemilu.

Salah seorang yang rutin bertapa di Pertapaan Pringgodani Karanganyar, Sarwoko, warga Ngawi, Jawa Timur (Jatim) mengatakan tak sembarang orang kuat bertapa di sini.

Baca Juga:  Ini Momen Gibran Dampingi Jokowi Kunjungan ke Solo

Menurutnya, hanya mereka yang berhati bersih dan tulus yang kuat bertapa di Pertapaan Pringgodani. Banyak pelaku ritual yang mencoba ilmu atau sekadar coba-coba, namun akhirnya hanya kesurupan.

“Namun banyak juga yang sukses dan berhasil, naik jabatan, jadi pejabat, pedagang sukses juga banyak,” papar Sarwoko.

Baca Juga: Biodata Anwar Usman, Ketua MK yang Nikahi Adik Jokowi Hari Ini

Meski banyak pihak menyebut tempat itu sebagai pertapaan, Pemkab Karanganyar melalui laman resminya menjelaskan Pertapaan Pringgodani adalah objek wisata sejarah.

Pertapaan Pringgodani merupakan petilasan Eyang Panembahan Koconegoro. Beberapa pihak menganggap sosok Eyang Panembahan Koconegoro tak ada.

Eyang berarti yang dituakan, panembahan berarti tempat, koco atau kaca berarti cermin, dan negoro atau negara berarti diri.

Baca Juga:  Alumni SMA Tertua Indonesia di Jateng, dari Pejabat Negara hingga Artis

Sehingga nama itu disematkan sebagai penegasan bahwa lokasi tersebut adalah tempat yang dituakan atau dikeramatkan untuk bercermin atau memperbaiki diri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya