SOLOPOS.COM - Ritual Cupu Panjalu (Foto: Dokumentasi)

Ritual Cupu Panjalu (Foto: Dokumentasi)

GUNUNGKIDUL—Kain pembungkus Pusaka Cupu Panjala dibuka, Selasa (18/9/2012) dini hari, di rumah ahli waris pusaka, Dwijo Sumarto di Padukuhan Mendak, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, Gunungkidul. Sebagian masyarakat percaya gambar-gambar yang muncul pada kain pembungkus pusaka menjadi pertanda peristiwa yang akan terjadi di masa datang. Baik di bidang sosial, politik maupun ekonomi.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Ribuan pengunjung antusias ingin mengetahui gambar apa saja yang muncul pada kain pembungkus pusaka berbentuk guci itu. Menurut keyakinan sejumlah warga, gambar-gambar itu menjadi pertanda peristiwa yang akan terjadi di masa datang baik di bidang sosial, politik maupun ekonomi.

Uniknya, salah satu gambar yang muncul adalah angka tiga. Angka itu muncul dua kali pada dua lapis kain pembungkus Cupu Panjala.  Apakah ini terkait dengan Pilgub DKI Jakarta?

Sejumlah pihak pun menafsirkan hal itu sebagai pertanda kemenangan Jokowi-Ahok yang bernomor urut tiga dalam Pilkada DKI Jakarta yang akan memasuki putaran kedua.

Dua politikus PDIP dan anggota DPRD Gunungkidul, Sutarpan dan Suharno yang mengikuti ritual itu pun mengaku senang dengan kemunculan angka tiga itu.

“Tapi saya sempat khawatir karena ada gambar di kafan seorang berkumis bermata besar,” ujar Sutarpan yang juga kerabat Dwijo Sumarto.

Beberapa gambar yang muncul antara lain merang, kendi serta sejumlah tokoh pewayangan. Ditemukan pula irisan tembakau, cengkih, cabai, kulit pohon dan serat kayu.

“Tahun ini banyak gambar positif yang muncul dibandingkan gambar-gambar dua tahun terakhir yang sempat membuat perasaan terus waswas,” kata Ketua Pepadi Gunungkidul, Heri Nugraha yang juga polisiti Golkar di DPRD Gunungkidul.

Suharno berharap kemunculan irisan tembakau, cengkih, cabe, kulit pohon dan serat kayu menjadi pertanda untuk membaca peluang pertanian ke depan.

“Tadi muncul tokoh wayang Dewi Kunthi yang merupakan ibu dari tokoh Arjuna. Kunthi itu pernah menjadi duta Pendawa untuk salah satu misi ke Hastinapura. Ini ditambah adanya gambar perempuan rambut panjang diikat di atas dengan mengenakan pakaian serempang yang menurut saja meyerupai tokoh perempuan,” papar Harno.

Gambar lain yang dianggap bermakna positif adalah Petruk berjoget pada lapisan terakhir kain kafan pembungkus pusaka. Sejumlah gambar tokoh pewayangan lain yang muncul pada lapisan kain antara lain Wisanggeni, Narada, Samba dan Kumbukarna.

Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, CB Supriyanto yang turut hadir mengatakan, gambar atau benda apapun yang ditemukan dalam ritual itu menjadi pemaknaan diri pribadi masing-masing. Menurut dia, baik buruknya makna setiap gambar dan benda sangat relatif dan beragam. Dia mengimbau semua pihak menyikapi secara dewasa dalam memandang nilai tradisi kebudayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya