SOLOPOS.COM - Seorang mahasiswa mengamati printer 3D yang dipajang di stan Solo Techno Park pada Ritech Expo 2016 di kompleks Stadion Manahan, Solo, Sabtu (13/8/2016). (Akhmad Ludiyanto/JIBI/Solopos)

Ritech Expo 2016 digelar di kompleks Stadion Manahan.

Solopos.com, SOLO – Dari kejauhan, sayup-sayup instrumen lagu Bohemian Rhapsody mengalun di salah satu tenda raksasa Ritech Expo 2016 di kompleks Stadion Manahan, Solo.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Alunan lagu mega band asal Inggris, Queen tersebut bercampur dengan suara riuh pengunjung pameran akbar, Sabtu (13/8/2016) siang itu. Saat mendekati sumber suara, instrumen tersebut muncul dari alat musik khas Jawa Barat, angklung.

Uniknya instrumen yang muncul di stan Politeknika Sanata Dharma Jogja tersebut tidak dimainkan oleh serombongan orang, melainkan oleh hanya sebuah Automated Angklung. Mesin yang dibuat sedemikian rupa tersebut merupakan hasil karya para dosen di politeknik tersebut.

Alunan instrumen ini menjadi salah satu musik yang menemani para pengunjung pada hari terakhir pameran yang dimulai 10 Agustus itu. Salah satu pengunjung adalah Deva Widyatama, siswa kelas IX SMPN 25 Solo yang datang ke pameran bersama teman-temannya.

Saat itu dia tertarik melihat teknologi tiga dimensi (3D) yang ada di stan Solo Techno Park. Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah printer 3D. Mesin cetak ini mampu mencetak benda dalam bentuk tiga dimensi.

“Sangat menarik karena bisa mencetak benda tiga dimensi. Saya kagum sekali karena baru pertama melihat alat seperti ini,” kata Deva.

Karya mahasiswa Politekni ATMI Solo ini mampu mencetak benda seperti botol, penggaris, gantungan kuci dan sebagainya yang sebelumnya berasal dari grafis di komputer.

Timothy, mahasiswa tingkat 3 yang menjaga stan tersebut mengatakan mesin ini menggunakan “tinta” berbahan seperti plastik. “Untuk membuat Pokemon dengan volume 2x2x5 cm dibutuhkan waktu 105 menit,” jelasnya dia.

Di sisi lain, produk lain yang bernuansa teknologi 3D juga cukup menyedot perhatian pengunjung.

Di stan yang sama, pengunjung memperhatikan video yang menayangkan proses pemahatan sebuah topeng kayu (3D) dengan alat yang dinamakan CNC Route Cedu.

Teknisi penjaga stan, Choirul mengatakan, mesin yang disusun dengan rangka aluminium tersebut dapat memahat media berbahan plastik, kayu, hingga aluminium.
Selain itu, mesin dengan dua versi ini sudah dikomersialisasi dan dijual masing-masing Rp20 juta dan Rp25juta.

Di stan terpisah, mahasiswa Universitas Riau, Pekan Baru juga sibuk melayani pertanyaan pengunjung yang menanyakan mesih pahat serupa CNC Route Cedu hasil karyanya dan empat temannya. Mesin yang mereka namai CNC Router Machine 3 Axis tersebut merupakan karya tugas akhir yang kemudian dipamerkan.

Di sisi lain, pameran pada hari terakhir tersebut masih dibanjiri pengunjung yang sebagian merupakan siswa sekolah. Meski ada beberapa stan yang sudah tutup tak mengurangi antusiasme pengunjung untuk mengamati berbagai produk teknologi anak bangsa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya