SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Memimpin sebuah wilayah yang luas dengan jumlah penduduk mencapai 46.000 jiwa serta kondisi geografis wilayah yang berbukit-bukit tentu tidaklah mudah, apalagi bagi seorang perempuan. Tapi itulah yang saat ini dilakukan Ristanti, camat pertama sekaligus satu-satunya camat perempuan di Wonogiri.

Diberi amanah memimpin Kecamatan Jatiroto sejak 2007, Ristanti telah membawa banyak perubahan di wilayah yang terbagi atas 15 desa itu. Tentunya perubahan ke arah yang lebih baik, seperti yang terlihat dalam bidang perekonomian.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menganut konsep pengembangan ekonomi wilayah dengan sistem cluster, lulusan Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS Angkatan 1985 ini mencoba mengembangkan perekonomian setiap desa dengan spesifikasi yang berbeda-beda disesuaikan dengan potensi alam yang ada. Sejauh ini sudah lima desa yang berhasil dikembangkan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Sebenarnya potensi yang paling menonjol di Jatiroto adalah mete dan tempe mlanding. Hampir di setiap desa, bahkan setiap rumah menanam pohon mete. Belum lagi kokon ulat mete ternyata juga sangat bagus sebagai bahan sutra. Tapi saya punya keyakinan perekonomian akan lebih berhasil jika setiap desa memiliki spesifikasi yang berbeda-beda,” jelas ibu dua anak ini, saat ditemui di kediamannya di Jl Yudistira XII No 14 Wonokarto, Wonogiri, Minggu (18/4).

Kelima desa yang sudah dikembangkan dengan sistem <I>cluster<I> itu adalah Desa Duren yang sudah tiga tahun dikembangkan sebagai sentra industri padi organik dan budidaya lele. Desa Mojopuro yang memiliki banyak home industry dikembangkan menjadi desa industri dengan memperbanyak home industry, mengatur perputaran modal dan pemasaran produk.

Selanjutnya Desa Boto dikembangkan menjadi sentra pisang Rajabulu. Desa Dawungan dikembangkan menjadi sentra ternak kambing Jawa Randu. Terakhir adalah Desa Brenggolo yang berada di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut, dikembangkan sebagai sentra cengkeh.

“Sejak kelas IV SD saya sudah membantu orangtua mengelola toko dan sudah bisa berbisnis. Mungkin dari situlah naluri bisnis saya berkembang. Selain itu saya juga cukup lama di Bappeda,” jelas perempuan kelahiran 8 Desember 1965 ini.


shs

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya