SOLOPOS.COM - RIP Intan Olivia Marbun (@adibhidayat)

Bom Gereja Samarinda dituding sebagian orang sebagai pengalihan isu. Netizen menyebutnya tak punya hati.

Solopos.com, SOLO — Kesedihan dan kemarahan bercampur jadi satu di time line media sosial sebagai reaksi meninggalnya Intan Olivia Marbun, 2, bocah mungil yang menjadi korban bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Minggu (14/11/2016). Ada pula yang mempertanyakan tudingan bahwa teror ini hanya sebagai pengalihan isu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ini balita kecil meninggal dengan enteng mereka bilangnya pengalihan isu #RIPIntan,” kicau sebuah akun Twitter, Senin (14/11/2016).

Spekulasi liar tentang pengalihan isu ini muncul karena serangan bom ini terjadi saat memanasnya kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Netizen sangat menyesalkan spekulasi itu.

“Kimaknya lagi ada yang bilang, kasus bom molotov pengalihan isu. Kalo dilempar ke muka dia, apa pengalihan isu juga ya? #RIPIntan,” kicau @gennadyoan. “Yang bilang berita ini cuma pengalihan isu benar-benar sudah tidak punya hati. Semoga kamu tenang disisinya dek. #RIPIntan,” kicau @PanduTrial.

Akun @komnasham pun menyampaikan duka cita atas berpulangnya Intan Olivia Marbun. “Semoga keluarga tabah.” Begitu pula dengan akun @AdibHidayat. “Intan Olivia Marbun, anak cantik korban ledakan di Samarinda itu telah pergi. Doa kami untukmu nak.”

Akun @pojokgusdur mengutuk aksi teror tersebut, terutama yang mengorbankan anak tak berdosa. “Dalam perang, bahkan Rasul SAW melarang pasukannya melukai anak-anak, perempuan, dan orang tua renta. Jadi siapa junjunganmu? #RIPIntan.”

“Intan Marbun (2,5 Tahun) MARTIR bagi Kebangsaan & Kebhinekaan Republik Indonesia ~ #SaveRI @PEDOMAN_id #RIPintan,” kicau Fadjroel Rachman @fadjroeL. Baca juga: Bom Gereja Samarinda Bukan Pengalihan Isu!

Intan meninggal dunia sekitar pukul 05.00 Wita, Senin (14/11/2016). Korban mengalami luka bakar 78% dan sempat dirawat di Rumah Sakit AW Sjahranie sebelum meninggal dunia dan semayamkan di rumah duka Sengkotek Jl Cipto Mangunkusumo.

Perwakilan keluarga korban meninggal dunia, Tobing mengatakan bahwa perbuatan peledakan bom molotov di gereja merupakan perbuatan terlarang di agama manapun. “Perbuatan ini tidak dikehendaki Tuhan,” katanya diwawancarai para wartawan di RSUD AW Sjahranie Samarinda.

Ledakan gereja Oikumene pada Minggu (13/11/2016) melukai empat anak, yaitu Intan Olivia, 2; Alvaro Aurelius, 4; Triniti Hutahaya, 3; dan Anita Kristobel Shiotang, 2. Sebagian besar mengalami luka bakar sekujur tubuh. Saksi mata di lokasi kejadian mendengar suara ledakan sangat keras dan asap mengepul. Para orang tua lalu berteriak histeris melihat anaknya terluka akibat ledakan bom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya