SOLOPOS.COM - Adi Wicaksono Putro saat menyiapkan roti bakar untuk pelanggannya. (Solopos/Ahmad Baihaqi)

Solopos.com, SOLO – Adi Wicaksono Putro, 28, mengambil sarung tangan plastik di gerobak kemudian memakainya saat pelanggan datang memesan roti bakar. Tak lupa, dia juga mengenakan masker. Dia kemudian dengan cekatan mengoleskan mentega dan cokelat di roti tersebut. Roti dibakar dan matang sesuai pesanan.

Protokol Kesehatan itu selalu dilakukannya sejak membuka usaha bernama Roti Bakar Sakjose. Maklum, dia mulai merintis usaha tersebut di tengah pandemi Covid-19 tepatnya pada Agustus 2020 lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Adi yang awalnya merupakan seorang tukang ojek memilih banting setir menjadi pedagang roti bakar. Dia menyadari risiko besar yang dihadapi saat merintis usaha saat pandemi. Banyak usaha yang gulung tikar, Adi justru baru memulainya.

Namun, Adi tak gentar. Berbekal gerobak berwarna merah, dia menjajakan dagangannya di depan kios di Perempatan Nonongan, Solo. Awalnya, usahanya seperti terlihat berjalan mulus. Banyak pelanggan datang. Tapi, sejak penerapan PPKM, dia pun ikut terdampak. Bahkan Adi harus pindah lokasi jualan ke Shelter Manahan lantaran masa sewa kios yang biasanya dia mangkal telah habis.

Baca Juga: Informasi Biaya Masuk Sekolah SD di Solo, Ada yang Sampai Puluhan Juta!

Pindah ke tempat baru membuat warga Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Kota Solo, itu berjuang untuk mendapatkan pelanggan baru. Untungnya, dia sudah tercatat sebagai merchant GoFood. Sehingga, pelanggan lamanya tetap bisa menikmati roti bakar bikinan Adi meski sudah pindah tempat.

“Masa pandemi kayak gini, jarang orang keluar rumah. Aplikasi seperti GoFood ini tentu sangat membantu,” katanya saat ditemui Solopos.com di lapaknya, Senin (8/11/2021).

Adi menceritakan kondisi yang sangat berdampak pada usahanya adalah diterapkannya PPKM Level 4. Saat itu, pedagang di Kota Solo hanya boleh buka sampai pukul 20.00 WIB. Padahal, dia mulai berjualan pada pukul 17.00 WIB. “Saat itu, dagangan benar-benar sepi. Tapi sekarang sudah mulai pulih lagi seiring dengan penurunan PPKM,” tuturnya.

Gabung Komunitas

Senada dengan Adi, pemilik Klinik Rasa Kartasura, Sukoharjo, Sri Prihatin, juga mendapat sederet manfaat menjadi mitra GoFood. Bahkan saat ini, mayoritas penjualan Klinik Rasa berasal dari GoFood. Kepada Solopos.com, Sri mengungkapkan perjuangannya memulai usaha beberapa bulan sebelum pandemi menerjang. Saat itu, dia bahkan harus meminjam dapur dan peralatan saudaranya untuk memasak Nasi Goreng yang menjadi menu andalannya.

Usaha Sri pun sempat tertunduk karena pandemi. Namun, dia kemudian mulai bangkit ketika aktif di Komunitas Partner GoFood (Kompag). Dia pun kerap mengikuti workshop dan mendapat banyak ilmu terkait pengembangan usaha, termasuk strategi pemasaran dan promosi.

“Saat ini penjualan sudah stabil. Bahkan setahun setelah merintis usaha saya punya menu andalan baru yakni Ayam Geprek. Menu baru itu pun cukup digemari,” tutur Sri.

Kini, Sri sudah memiliki dapur sendiri dan tak lagi meminjam saudaranya. Dia pun semakin aktif di komunitas dan kemudian terpilih sebagai Ketua Kompag Solo. Di komunitas itu terdapat 524 anggota dan terus tumbuh setiap waktu. Dia ingin berbagi ilmu kepada para anggota agar tumbuh bersama dan bangkit setelah dipukul oleh pandemi Covid-19.

“Merintis usaha di masa pandemi memang berat, namun yang terpenting adalah tekad dan niat kita. Insya Allah selalu ada jalan. Jangan berhenti berusaha dan terus belajar,” tandas Sri.

Baca Juga: Jembatan Jonasan Solo Baru Jadi 50%, Padahal Sisa Waktu Tinggal 21 Hari

VP Corporate Affairs Transport & Logistic Gojek, Teuku Parvinanda, menjelaskan GoFood memang menjadi salah satu layanan favorit di aplikasi Gojek. Terlebih, kini banyak fitur baru yang sudah disematkan di GoFood mulai dari Kategori Siap Masak, Order Sekaligus, hingga Pilihan Alat Makan Berbayar. Selain itu, sudah ada lebih dari 34 juta menu yang tersedia yang membuat pelanggan memiliki banyak alternatif untuk memilih makanan yang diinginkan.

“Harga yang dibayarkan pelanggan saat menggunakan layanan GoFood ini sesuai, bahkan lebih jika dibandingkan dengan fasilitas yang diterima. Salah satunya berkaitan dengan proteksi ekstra yang didapatkan saat memesan makanan,” katanya.

GoFood memang menerapkan proteksi ekstra. Mulai dari penggunaan segel pengaman untuk pengantaran hingga sterilisasi area restoran. Bahkan GoFood tercatat sudah mendistribusikan lebih dari 75.000 tas pengantaran kepada mitra driver maupun mitra usaha untuk membantu menjaga kualitas makanan atau minuman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya