SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BANDUNG — Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang juga arsitek M Ridwan Kamil atau Kang Emil ikut berkomentar tentang pemindahan ibu kota baru. Dia menilai desain ibu kota negara baru di Kabupaten Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, kurang tepat.

“Kalau sudah jadi pertimbangan pemerintah pusat yang namanya DPR saya kira kita dukung. Cuma sebagai arsitek saya melihat desain dan asumsi ibu kota baru banyak hal-hal kurang tepat,” kata Ridwan Kamil di Bandung, Senin (26/8/2019).

Promosi BRI Group Buka Pendaftaran Mudik Asyik Bersama BUMN 2024 untuk 6.441 Orang

Ridwan Kamil menilai luas lahan ibu kota baru Indonesia yang baru terlalu luas. Padahal luas lahan ibu kota yang baik adalah yang tidak terlalu luas lahannya agar tidak boros infrastruktur.

“Asumsinya lahannya terlalu luas, 200.000 hektare untuk 1,5 juta penduduk, menurut saya boros lahannya. Contohnya Brazil, itu Brasilia sampai sekarang tanahnya terlalu luas, manusia tidak betah dan lain-lain. Myanmar juga sama sepi,” kata dia.

Salah satu contoh pemindahan ibu kota yang benar dan tepat dilakukan oleh Amerika Serikat ke Washington DC.

“Yang betul itu Washington DC. Itu ibu kota 700.000 orang hanya 17.000 hektare. Jadi kalau 1,5 juta orang, tanahnya hanya cukup 35.000 orang, akan dihuni 1 juta hektare tapi lahannya 200 hektare. Itu kebayang borosnya aspal, kabel, infrastruktur hanya untuk mengakomodir penduduk itu,” kata dia.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi( menetapkan sebagian Kabupaten Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur sebagai ibu kota negara Republik Indonesia yang baru. Presiden Jokowi menyampaikan pengumuman tersebut di Istana Negara, Jakarta, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya