SOLOPOS.COM - Luhut B. Pandjaitan saat masih menjabat Menko Polhukam didampingi sejumlah menteri menjelaskan langkah-langkah penanganan bencana kabut asap, di kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat (23/10/2015) siang. (Setkab.go.id)

Luhut Pandjaitan menilai ribut-ribut isu komunis seperti kurang kerjaan. Menurutnya, komunisme tidak laku jika rakyat sejahtera.

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang juga pernah menjabat sebagai Menkopolhukam berbagi tips untuk memberantas ideologi komunisme yang diklaim masih hidup. Luhut juga menyentil media massa yang dinilai terlalu berlebihan dalam menyorot isu tersebut.

Promosi Keren! BRI Jadi Satu-Satunya Merek Indonesia di Daftar Brand Finance Global 500

Berbicara seusai menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (19/9/2017), Luhut juga mengaku heran dengan munculnya isu tersebut tiap September. Dia mengatakan ada dua cara untuk membasmi paham tersebut. Cara-cara tersebut, tuturnya, juga telah dilakukan oleh Pemerintah.

“Sebenarnya kalau ributin itu [G30SPKI] aja kurang kerjaan, gitu lho. Diwaspadai, yes. Cara waspada pemerintah adalah keamanan dan kesejahteraan. Kalau rakyat sejahtera, siapa yang mau komunis? Kalau sejahtera, kau mau jadi komunis? Kalian harus cerdas juga bikin berita,” ujar Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan.

Menurut Luhut, ketimbang membahas soal komunisme dan PKI, dia mengaku lebih memilih untuk mencermati fenomena besar tentang perkembangan teknologi yang tengah terjadi secara global, yaitu teknologi robotik.

Dia menyebutkan, saat ini dunia sedang bersiap menghadapi era robot yang akan berdampak besar pada perekonomian, khususnya aspek ketenagakerjaan. Menurutnya, robot akan dengan cepat menggantikan tenaga kerja manusia untuk sektor-sektor tertentu.

“Ya, kau tulis, enggak usah habis energi untuk bicara perbedaan. Eh, ini terjadi robotik, gimana ini dampak robotik ke lapangan kerja. Misal pertumbuhan eknomi 7-8%, tapi shifting ke robotik, pasti akan ada pengurangan lapangan kerja,” ungkapnya.

Untungnya, dia menyebutkan Indonesia masih memiliki sektor pariwisata dan pertanian yang lebih tahan terhadap perkembangan robotik tersebut. Selain itu, Luhut juga mengatakan masalah rekayasa pangan yang telah dilakukan oleh banyak negara untuk menjaga keberlanjutan dan mengatasi pertumbuhan jumlah penduduk.

“Nah, sekarang kita fokus dulu aja ke masalah itu. Itu tidak akan selesai dalam lima tahun. Daripada tadi bicara soal G30SPKI. Diwaspadai oke, tapi jangan terlalu heboh lah, kayak mau perang dunia. Saya kan mengalami, kalian belum lahir kan? Komunis itu terjadi kalau terjadi ketidakadilan. China itu partainya saja komunis, rakyatnya mau gimana komunis? Mereka sudah pakai gadget semua. Kadang kalian media yang bikin heboh.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya