SOLOPOS.COM - Warga mengusung tenong berisi makanan untuk dikumpulkan dan selanjutnya disantap beramai-ramai dalam rangka acara bersih desa di Desa Pokak, Ceper, Klaten, Jumat (7/9/2012). (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

Deretan tenong atau wadah dari bambu berisi makanan sumbangan warga dikumpulkan di dekat Sendang Sinongko di Desa Pokak, Ceper, Klaten, dalam rangka acara bersih desa, Jumat (7/9/2012). (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

KLATEN – Ribuan warga dari berbagai daerah ikut menyemarakkan tradisi tahunan bersih desa yang digelar warga Desa Pokak, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, di Sendang Sinongko, Jumat (7/9/2012). Beberapa warga
dari luar Pokak bahkan ikut membaur dengan warga setempat ikut menyantap makanan daging kambing bersama di tepi sendang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Tradisi ini digelar setiap musim kemarau seusai panen, diusahakan pada Jumat Wage yang ada pada tanggal 25 Juli sampai 5 September. Kebetulan pada Agustus kemarin bertepatan puasa maka dialihkan ke Bulan September,” kata Kepala Desa (Kades) Pokak, Soedharto saat ditemui wartawan di sela-sela kegiatan. Menurut dia upacara tradisi bersih Sendang Sinongko itu dilengkapi ritual penyembelihan kambing dan ayam yang disertai aneka makanan sesaji.

Pada bersih desa kemarin kira-kira ada 103 ekor kambing dan 2.000 ekor ayam disembelih, dibagikan kepada warga. Selain itu warga juga menyiapkan puluhan tenong berisi daging ayam utuh atau ingkung dan sejumlah makanan lainnya. Sejumlah tenong yang diusung di sendang itu merupakan swadaya masyarakat Desa Pokak. “Daging kambing dan ayam itu diolah warga dengan masakan sambel becek. Masakan yang disantap bersama-sama di lokasi itu sudah ada sejak
dulu,” papar dia.

Warga mengusung tenong berisi makanan untuk dikumpulkan dan selanjutnya disantap beramai-ramai dalam rangka acara bersih desa di Desa Pokak, Ceper, Klaten, Jumat (7/9/2012). (JIBI/SOLOPOS/Iskandar)

Ketua Rukun Kampung, Desa Pokak, Lasino, menambahkan ritual ini sudah berlangsung turun-temurun sejak ratusan tahun silam. Tujuannya sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena kendati musim kemarau petani tetap bisa merasakan hasil panen yang dinilai menggembirakan.

Pada bagian lain Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Klaten, Sugeng Haryanto, mengatakan tradisi bersih Sendang Sinongko perlu dilestarikan. Karena tradisi ini dinilai merupakan salah satu potensi budaya yang dimiliki Klaten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya