Klaten (Solopos)--Ribuan warga lereng Merapi di Kabupaten Klaten hingga saat ini masih belum terpenuhi kebutuhan air bersih. Salah satu penyebabnya ialah upaya penyambungan pipa untuk saluran air bersih selama ini masih terbentur besarnya modal awal.
“Saat ini, sudah ada 1.100 warga miskin yang masuk daftar tunggu untuk penyambungan pipa penyaluran air bersih. Namun, kendala kami ialah soal modal penyambungan itu,” kata Kepala Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Klaten, Ambar Muryati dalam sebuah acara diskusi bersama perwakilan Australian Aid for International Development (Ausaid) di Klaten, Senin (20/3/2011).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Sejumlah daerah lereng Merapi yang mengalami krisis air bersih tersebut berada di di wilayah Kecamatan Jatinom dan Kemalang. Sementara daerah di luar lereng Merapi yang mengalami krisis air bersih berada di Kecamatan Cawas, Wedi, Kalikotes, serta Gantiwarno.
Pemasangan pipa saluran air, kata Ambar, memang bukan perkara mudah. Dia mencontohkan besarnya biaya pemasangan pipa ke masing-masing rumah tangga saat cukup memberatkan warga kelas menengah ke bawah. Sebab, untuk pertamakali pemasangan jaringan saja warga harus merogoh kantong minimal Rp 5 juta. Dana tersebut belum termasuk biaya investasi awalnya yang juga tak kecil.
“Namun, kita selalu berupaya untuk terus membuka sambungan-sambungan baru ke rumah tangga. Harapannya, kebutuhan air bersih bisa dinikmati seluruh warga Klaten,” terangnya.
Sejak tiga tahun lalu, Pemkab Klaten telah mengalokasikan anggaran melalui APBD untuk pemerataan program air bersih tersebut. Sekda Klaten, Indarwanto menyebutkan setidaknya Pemkab sudah menganggarkan dana sekitar Rp 10 miliar dari APBD untuk program pemerataan air bersih tersebut.
asa