SOLOPOS.COM - Salah satu brosur Umrah Merdeka (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Salah satu program dalam Paytren yang kini mulai mencuat ke publik adalah program Umrah Merdeka.

Diduga ada lebih dari 7.000 member Paytren ikut program tersebut dengan menyetor dana booking sit senilai Rp3,5 juta per orang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wartawan Thayyibah.com, Sudarso Arief Bakuama mengaku memegang data tentang member Paytren yang ikut dalam program Umrah Merdeka yang digalang Yusuf Mansur. Menurut Sudarso, data member Paytren yang ikut Umrah Merdeka tahun 2015-2019 mencapai 7.426 orang. Tidak ada kejelasan program yang dimulai tahun 2015 tersebut hingga kini.

Baca Juga: Yusuf Mansur Jual Paytren, Karyawan: Enak Aja, Lunasi Dulu Hak Kami 

“Ribuan member tersebut menyetor dana Rp3,5 juta per orang sebagai bukti booking sit umrah. Jika dikalikan 7.426 orang maka uang yang terkumpul sekitar Rp26 miliar. Itu baru umrah gelombang pertama. Dan mereka belum berangkat umrah. Gelombang kedua tahun 2020, entah berapa yang ikut,” ujar Sudarso dalam videonya yang ia unggah di kanal Youtube Thayyibah Channel dan dikutip Solopos.com, Selasa (29/3/2022).

Ke mana dana tersebut disimpan? Sudarso menduga dana tersebut masuk ke Paytren. “Ke mana lagi kalau bukan ke Paytren?” tanyanya.

Solopos.com sempat mewawancarai salah seorang member Paytren asal Palembang bernama Eko. Eko mengaku mengikuti paket Titanium Paytren senilai Rp10 juta pada tahun 2018, di mana Rp3,5 juta di antaranya sebagai uang muka umrah.

Baca Juga: Yusuf Mansur Jual Seluruh Saham Paytren Asset Management, Ada Apakah?

“Tapi tidak saya teruskan mengangsur. Saya jadi tidak percaya. Uang Rp10 juta saya melayang, di antaranya ya Rp3,5 juta sebagai uang muka Umrah Merdeka,” katanya melalui telepon.

Eko mengaku tidak terlalu memanfaatkan paket Titanium untuk bertransaksi lantarannya harganya lebih mahal dari aplikasi e-money lainnya. Karena harganya mahal ia kesulitan untuk memasarkan.

“Pernah pakai tapi lebih mahal dari yang lainnya. Akhirnya gak pernah makai lagi. Pokoknya kecewa sekali,” katanya.

Yang membuat Eko menyesal karena uang Rp10 juta yang ia pakai untuk ikut sebagai member Paytren didapatkan dari menjual mas kawin istrinya.

Baca Juga: Yusuf Mansur Jual Paytren, Member: Bisnis Ini Bikin Pusing

Uang dari hasil menjual perhiasan istrinya tersebut hingga saat ini belum bisa ia kembalikan.

“Tahun 2018 itu kan ramai sekali tentang Paytren. Saya terpikat terus menjual mas kawin istri saya. Hingga saat ini belum bisa saya kembalikan,” katanya.

Member Paytren lainnya, Miaristi membenarkan pengakuan Eko. Meskipun tidak ikut program Umrah Merdeka, Miaristi paham dengan program tersebut lantaran mengikuti sosialisasinya berulang kali.

“Memang begitu. Banyak tawaran investasi tapi semuanya amburadul. Yang Umrah Merdeka ini juga korbannya sangat banyak tapi banyak yang tidak bersuara. Ada yang karena takut di-bully karena mereka sebelumnya merekrut anggota dan akhirnya sama-sama kecele. Hanya sedikit yang berani bersuara,” ujar ibu rumah tangga asal Gresik, Jawa Timur itu.

Baca Juga: Banyak Gugatan, Yusuf Mansur: Ada Allah, Ngapain Beresin Sendiri?

Berdasarkan penelusuran Solopos.com, informasi tentang Umrah Merdeka itu terdapat di https://www.infongetren.com.

Situs yang menjadi media promosi Paytren itu memuat video Yusuf Mansur yang mengajak masyarakat bergabung dengan Paytren.

Di situs tersebut tertulis bahwa PayTren Umrah Merdeka adalah program umrah yang dirancang secara khusus untuk membantu mereka yang sudah memiliki niat 100% umrah. Terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan dana namun memiliki semangat yang tinggi untuk umrah.

Syarat wajib ikut program tersebut adalah peserta umrah harus menjadi mitra Paytren.

“Karena ibadah umrah bukan lagi impian tapi kebutuhan,” tulis situs yang memuat foto Yusuf Mansur itu.

Baca Juga: Paytren Pengumpul ZIS Terbaik, Yusuf Mansur: Alhamdulillaah



Di situs tersebut terdapat panduan untuk mendaftar Umrah Merdeka.

PT Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (Asyki) yang menjadi mitra Paytren membenarkan sudah ada 700-an member Paytren yang terdaftar dalam booking sit Umrah Merdeka. Namun meski telah terdaftar sejak lama belum ada satupun dari mereka yang diberangkatkan umrah.

“Uang booking sit bukan di kami tapi di Paytren. Kami hanya mengurusi asuransinya saja,” ujar Koordinator Marketing Digital Asyki, Dhika Anugrah kepada Sudarso Arief Bakuama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Diduga Sakit, Buruh Pabrik Garmen Semarang Meninggal di Indekos

Diduga Sakit, Buruh Pabrik Garmen Semarang Meninggal di Indekos
author
Anik Sulistyawati Jumat, 29 Maret 2024 - 07:55 WIB
share
SOLOPOS.COM - Petugas melakukan olah TKP penemuan jenazah buruh pabrik Garmen yang meninggal di kamar indekosnya di Desa Randugunting, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Kamis (28/3/2024).(Istimewa)

Solopos.com, UNGARAN – Rumah indekos Desa Randugunting, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng) digegerkan dengan meninggalnya salah seorang penghuni di kamarnya pada Kamis (28/3/2024) sore.

Diketahui korban bernama Koko, 28, warga Banyumas, yang sehari-hari berkerja di sebuah pabrik garmen tidak jauh dari tempat indekosnya. Penemuan jenazah tersebut langsung ditangani oleh Polsek Bergas, dan unit Inafis Sat Reskrim Polres Semarang yang datang langsung ke lokasi kejadian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kapolres Semarang AKBP Achmad Oka Mahendra menyebut, dugaan awal penyebab meninggalnya warga Kabupaten Banyumas tersebut dikarenakan sakit.

“Kapolsek Bergas dan unit Inafis Polres Semarang sudah mendatangi lokasi kejadian, dan dugaan awal sesuai keterangan tetangga kos bahwa korban meninggal karena sakit. Dikarenakan korban sudah 2 hari tidak masuk kerja di salah satu pabrik garmen di Kabupaten Semarang,” ungkap Kapolres Jumat (29/3/2024).

Koran Solopos

Di lokasi kejadian Kapolsek Bergas AKP Wahyono menjelaskan awal korban ditemukan oleh tetangga indekosnya sekitar pukul 17.40 WIB, atau menjelang waktu berbuka puasa. Menurut keterangan tetangga kos korban Yulia,25, warga Kabupaten Purbalingga, korban sudah dua hari tidak masuk kerja.

“Saksi Yulia melihat korban terakhir pada Rabu (27/3/2024) malam, sekitar pukul 23.00 WIB, sedang bermain game di pintu kamar. Dan pada Kamis dini hari sekitar pukul 03.30 WIB, saksi sempat mengetuk pintu kamar korban untuk membangunkan sahur namun tidak ada reaksi,” beber AKP Wahyono.

Setelah tidak ada reaksi dari dalam kamar korban, kata Kapolsek, saksi meninggalkan lokasi tanpa menaruh curiga apapun. Kemudian pada Kamis (28/3/2024) menjelang waktu berbuka, Yulia melaporkan kecurigaan bahwa korban tidak keluar kamar kepada pemilik indekos yang bernama Kusdi,41.

Emagazine Solopos

“Bersama pemilik kos dan penghuni kos yang lain, melakukan pengecekan dengan memanjat jendela dan melihat kondisi korban dari lubang fentilasi udara, dan korban ditemukan dalam keadaan tertelungkup. Melihat hal tersebut, tetangga korban mencoba mendobrak pintu kamar dan menemukan korban dalam keadaan meninggal dunia. Selanjutnya pemilik kos melaporkan ke Polsek Bergas,” terang AKP Wahyono.

Setelah dilakukan pemeriksaan oleh unit Inafis dan pihak medis dari Puskesmas Bergas dr. Nida disaksikan Bhabinkamtibmas, Babinsa dan pemilik indekos, mendapat kesimpulan awal korban meninggal kurang lebih 10 jam yang lalu, dan tidak ada tanda tanda kekerasan benda tumpul, benda tajam atau cekikan pada tubuh korban.

Sementara pihak Inafis Polres Semarang yang dipimpin oleh Aiptu Edi Ponco menambahkan sesuai pemeriksaan di kamar korban tidak ditemukan tanda tanda bekas tindak kekerasan.

Interaktif Solopos

“Untuk barang berharga korban tidak ada yang hilang, serta kamar korban juga tidak dalam keadaan berantakan,” ungkap Aiptu Ponco.

Saat ini jenazah sudah disemayamkan di RS Ken Saras Bergas, untuk menunggu pihak keluarga korban.

“Setelah keluarga nanti hadir, akan kami mintai keterangan perihal kondisi kesehatan korban selama ini,” ujar Wahyono.



 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Dampak Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkabau Sempat Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Marapi, Bandara Minangkabau Sempat Ditutup Sementara
author
Newswire , 
Burhan Aris Nugraha Jumat, 29 Maret 2024 - 07:43 WIB
share
SOLOPOS.COM - Sejumlah calon penumpang tertahan di terminal keberangkatan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (28/3/2024). (Antara/Iggoy el Fitra)

Solopos.com, PADANG PARIAMAN — Sejumlah calon penumpang tertahan di terminal keberangkatan Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (28/3/2024).

Kantor Otoritas Bandara Wilayah VI menutup sementara operasional bandara tersebut pada Kamis (28/3) mulai pukul 10.21 hingga pukul 14.00 WIB akibat sebaran abu vulkanik Gunung Marapi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Akibat penutupan itu total penerbangan terdampak sebanyak 40 flight untuk untuk kedatangan dan keberangkat dengan jumlah penumpang 4.252 orang.

Koran Solopos

Penutupan sementara tersebut untuk mengantisipasi berbagai hal terutama yang menyangkut aspek keselamatan penerbangan dari dan ke bandara itu.

Dua pesawat udara dibungkus mesinnya untuk menghindari abu vulkanik di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (28/3/2024). (Antara/Iggoy el Fitra)

 

Emagazine Solopos

Kantor Otoritas Bandara Wilayah VI menutup sementara operasional bandara tersebut pada Kamis (28/3) mulai pukul 10.21 hingga pukul 14.00 WIB akibat sebaran abu vulkanik Gunung Marapi. (Antara/Iggoy el Fitra)

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Bermain Masak-masakan, Bocah di Miri Sragen Terkena Semburan Api dan Terluka

Bermain Masak-masakan, Bocah di Miri Sragen Terkena Semburan Api dan Terluka
author
Tri Rahayu , 
Anik Sulistyawati Jumat, 29 Maret 2024 - 07:37 WIB
share
SOLOPOS.COM - Ilustrasi kebakaran. (freepik)

Solopos.com, SRAGEN—Seorang bocah laki-laki di wilayah Desa Jeruk, Kecamatan Miri, Sragen, mengalami luka bakar di bagian wajahnya lantaran terkena semburan api saat bermain masak-masakan dengan menggunakan bahan bakar spirtus, Kamis (28/3/2024). Korban diupayakan ke rumah sakit (RS) dengan menggunakan fasilitas kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Kapolres Sragen AKBP Jamal Alam melalui Kapolsek Miri Iptu Prayitno kepada Solopos.com, Jumat (29/3/2024), mengungkapkan kejadian itu diketahui terjadi pada pukul 14.00 WIB di teras warga di Dukuh Mendalan RT 009, Desa Jeruk, Kecamatan Miri, Sragen. Dia mengatakan korban diketahui masih bocah berumur 11 tahun asal Dukuh Tunjungsari RT 001, Desa Jeruk, Miri, dan masih duduk di Kelas V SD.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Peristiwa itu bermula pada pukul 12.30 WIB, korban bersama dua temannya bermain masak-masakan di depan rumah warga. Mereka bermain menggunakan kompor mainan dari kaleng bekas susu, wajan kecil potongan botol, dan bahan akar spirtun. Saat itu bermain masak-masakan itu, korban menuangkan spirtus ke dalam kompor mainan,” jelas Prayitno.

Koran Solopos

Dia menerangkan kemudian korban menyalakan api pada kompor mainan dengan menggunakan korek api gas. Begitu api dinyalakan, kata dia, tiba-tiba ada semburan api ke atas dan terdengar suara ledakan. Semburan api itu, jelas dia, mengenai korban.

“Mendengar ledakan itu warga keluar rumah dan mendapati korban mengalami luka bakar di wajahnya. Korban langsung diantar pulang dan oleh orang tua dibawa ke rumah sakit. Korban dalam kondisi sadar,” jelasnya.

Camat Miri, Sragen, Ali Rahmanto, berupaya agar korban bisa ditangani rumah sakit dengan menggunakan kartu BPJS sehingga bisa meringankan keluarga. Ali berupaya mencarikan rujukan ke fasilitas kesehatan (faskes) pertama pada Jumat ini sebelum dibawa ke RS.

Emagazine Solopos

“Kami upayakan untuk mencari rujukan dengan BPJS. Semoga Jumat ini bisa diurus,” ujarnya.

Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories