SOLOPOS.COM - Pemudik dari Jabodetabek saat mengantre melakukan tes cepat antigen di Terminal Giri Adipura Wonogiri, Rabu (5/5/2021). (Solopos.com/Aris Munandar)

Solopos.com,WONOGIRI— Kaum boro Wonogiri yang balik ke perantauan terus menunjukkan peningkatan. Hal itu dapat dilihat dari jumlah penumpang bus yang berangkat dari Wonogiri ke wilayah Jabodetabek.

Berdasarkan data produksi Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri, pada Minggu (16/5/2021), tercatat ada 1.804 penumpang bus antar kota antar provinsi (AKAP) yang berangkat ke kota-kota besar. Jumlah itu menjadi penumpang keberangkatan terbanyak sepanjang pelarangan mudik (6-17/5/2021).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kenaikan jumlah penumpang arus balik mudik sudah mulai terlihat sejak Sabtu (15/5/2021). Pada hari itu sudah ada 993 penumpang keberangkatan. Padahal selama larangan mudik jumlah penumpang keberangkatan rata-rata hanya berkisar 15-166 orang setiap hari.

Baca juga: Catat Lur! Ini Daftar Formasi CPNS & P3K Wonogiri

Koordinator Terminal Tipe A Giri Adipura Wonogiri, Agus Hasto Purwanto, membenarkan pada Minggu terjadi peningkatan jumlah penumpang keberangkatan. Pada Senin (17/5/2021) siang, berdasarkan pantauannya di terminal jumlah penumpang keberangkatan tidak jauh berbeda dengan kondisi Minggu.

“Namun kami belum bisa memperkirakan jumlah penumpang keberangkatan. Pendataan jumlah penumpang keberangkatan masih akan dilakukan hingga nanti malam, besok baru keluar. Sehingga angkanya sudah pasti,” kata dia kepada wartawan, Senin siang.

Agus mengatakan, pada Minggu (kemarin), pengelola Terminal Giri Adipura Wonogiri bersama pihak kepolisian dan instansi terkait melakukan skrining berupa tes cepat antigen bagi para penumpang keberangkatan. Pada Senin, skrining dilakukan menggunakan alat GeNose. Sebanyak 10 penumpang dites secara acak.

Baca juga: Sejarah Kelam Waduk Kedung Ombo hingga Jadi Tempat Wisata

Agus tidak bisa memprediksi kapan puncak arus balik pemudik yang naik bus AKAP. Kaum boro yang mudik didominasi oleh para pekerja informal seperti pedagang, pekerja bangunan dan lain sejenisnya. Mereka bisa melakukan mobilitas sewaktu-waktu.

“Setelah lebaran ini juga ada hari baik untuk pernikahan. Diduga kegiatan itu menjadi alasan kaum boro menahan diri kembali ke perantauan. Mereka memilih mendatangi prosesi pernikahan saudara atau tetangganya dahulu,” ujar dia.

Baca juga: Tragedi Perahu Terbalik di WKO Boyolali: Pengemudi & Pemilik Warung Apung Berpotensi Jadi Tersangka

Pemudik Lebih Sedikit

Lebih jaug Agus mengatakan, jumlah pemudik pada momen lebaran tahun ini jauh lebih sedikit sebelum ada pandemi Covid-19. Sebelum pandemi Covid-19, jumlah kaum boro yang pulang pada puncak arus mudik mencapai 4.000 hingga 5.000 orang. Pada tahun ini hanya 3.277 orang (5/5/2021).

“Meski tidak banyak, kami selalu mengingatkan kru bus dan penumpang agara selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Hal itu untuk menjaga keselamatan bersama,” kata Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya