SOLOPOS.COM - Seorang pemuda menunjukkan ikan yang mati di Kali Opak yang melintasi Desa Sitimulyo, Piyungan, Bantul, Rabu (27/9/2017). (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

Ribuan ikan di sepanjang Sungai Opak yang melintasi Desa Sitimulyo, Piyungan, Bantul mati akibat tercemar limbah

Harianjogja.com, BANTUL– Ribuan ikan di sepanjang Sungai Opak yang melintasi Desa Sitimulyo, Piyungan, Bantul mati akibat tercemar limbah dari berbagai pabrik serta Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang ada di wilayah ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ratusan warga sejak Rabu (27/9/2017) dini hari hingga siang menyerbu Sungai Opak yang melintasi Dusun Ngablak, Banyakan dan sjeumlah dusun lainnya di Desa Sitimulyo, Piyungan.

Mereka berebut menangkap ikan mati yang ada di Sungai Opak. “Dapatnya berton-ton, berkarung-karung dibawa pulang oleh warga,” ungkap Syamsuri sembari mencari ikan mati tersebut di sungai saat ditemui Rabu.

Sebagian warga mengumpulkan ikan mati yang ada di bawah Jembatan Ngablak. Menurut Syamsuri, kematian ribuan ikan itu terjadi akibat aliran limbah dari sejumlah pabrik serta tempat sampah Piyungan yang mencemari sungai. Di Sitimulyo, terdapat pabrik kulit, pabrik tekstil dan sejumlah pabrik lainnya yang membuang limbah ke Sungai Opak.

Syamsuri menceritakan, pencemaran itu dipicu pembangunan jembatan yang ada di Dusun Banyakan atau di sebelah utara Dusun Ngablak. Jembatan yang menghubungkan antar dusun itu dibangun di atas sebuah sungai kecil yang merupakan anak Sungai  Opak. Sungai kecil itulah yang menampung berbagai limbah pabrik maupun limbah lindi dari TPST sebelum mengalir ke Sungai Opak.

Karena proses pembangunan tengah berlangsung, pekerja lalu membendung aliran air di sungai kecil tersebut, menyebabkan cairan limbah tertahan tak dapat mengalir ke Sungai Opak. “Sekitar seminggu lebih ada itu limbah tertahan tidak bisa mengalir,” ungkap dia.

Barulah pada Selasa (26/9/2017) malam, bendungan limbah itu dibuka sehingga seluruh limbah yang sudah tertahan lebih dari seminggu itu tumpah ruah mengalir ke Sungai Opak. Tak berapa lama setelah bendungan dibuka, ribuan ikan yang ada di sungai tersebut lemas hingga mati.

“Mulanya yang mati hanya ikan bersisik yang daya tahannya lemah, ternyata sampai pagi ikan seperti patin dan lele yang daya tahannya tinggi juga mati semua,” tutur Siswanto salah seorang pemuda Dusun Ngablak yang juga turut terjuan ke sungai mencari ikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya