SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

MEDAN– Puluhan ribu angkutan kota di Medan mogok massal, Senin (22/10/2012). Akibatnya, ribuan pelajar dan pekerja yang akan sekolah dan bekerja terlantar. Pemogokan itu dipicu protes pengusaha angkutan umum terhadap keberadaan angkutan pelat hitam di Medan.

Promosi Keren! BRI Raih Enam Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Pengamatan Bisnis sejak pukul 6.00 WIB sudah tampak tanda-tanda angkutan kota (angkot) di Medan melakukan aksi mogok massal karena sedikit angkot yang beroperasi dan hanya mau menaikkan penumpang jarak pendek.

Ekspedisi Mudik 2024

Sepanjang Jl Jamin Ginting Medan—lintasan angkot dari berbagai jurusan di Medan—tampak lengang dari angkutan kota. Hanya mobil pribadi, sepeda motor, dan angkutan becak bermotor yang lalu lalang. Hanya satu dua angkot yang membawa penumpang.

Ribuan pelajar mulai dari murid Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Umum (SMU), Sekolah Memengah Kejuruan (SMK) berjejer di pinggir jalan menunggu angkot yang lintas.

Satuan Polisi Lalu Lintas (Satlantas) tampak ikut menghentikan angkutan kota yang kebetulan lewat untuk diminta membawa anak sekolah. Para sopir angkot yang beroperasi tidak bisa menjamin apakah mereka nantinya akan dihentikan ditengah jalan oleh teman-temannya sesama sopir yang sudah mogok duluan.

Sebelumnya, 10.000 angkot dari berbagai perusahaan yang beroperasi di Medan sudah memberikan aba-aba bahwa 22 Oktober 2012 mereka akan mogok massal sebagai solidaritas  dan bentuk protes terhadap   Dinas Perhubungan Pemprov Sumut yang membiarkan bus plat hitam leluasa mengangkut penumpang tanpa tindakan. Angkutan plat hitam dan pool liar yang ada di Medan sudah berkali-kali diminta untuk ditutup, namun sampai kini tidak ada tindakan riil dari Dinas Perhubungan Pemprov Sumut.

Ketua Organda Pemkot Medan Mont Gomeri Munthe ketika dikonfirmasi lewat telepon membenarkan bahwa mogok massal di Medan sudah diberitahukan sebelumnya lewat berbagai media.

“Kalau tidak ada angkutan kota yang beroperasi jangan salahkan anggota Organda Medan. Kami minta maaf kepada masyarakat,” ujarnya.

Dia mengatakan, sudah berkali-kali mengajukan protes di pihak berwenang untuk menertibkan angkutan plat hitam yang menjamur di Medan. Angkutan plat hitam tersebut, lanjut dia, tidak memiliki izin operasi, tidak membayar retribusi, izin trayek sebagaimana dilanjukan angkutan plat kuning.

Dia mengakatan sekitar 7.000 unit angkutan plat hitam di Sumut beroperasi tanpa izin, sehingga angkutan resmi berplat kuning rugi miliaran rupiah.

Seorang sopir, Is Situmeang mengakui sudah mendapatkan instruksi dari kantornya agar menghentikan operasional Senin mulai pukul 00.00 WIB. “Daripada anak-anak di rumah tidak makan, ya…saya terpaksa mencuri rute pendek pagi ini. Selanjutnya saya akan ikut mogok mulai pukul 09.00 WIB,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya