SOLOPOS.COM - Aktivitas warga di depan Pasar Kota Sragen tak begitu ramai, Kamis (20/8/2020). Pasar tersebut akan direvitalisasi dengan dana Rp200 miliar mulai 2021. (Tri Rahayu/Solopos)

Solopos.com, SRAGEN—Pasar Kota Sragen dipastikan akan mulai direvitaliasi dengan menelan dana Rp200 miliar dari APBN pada 2021 mendatang. Kepastian dana revitalisasi tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 79/2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi di Wilayah Jawa Tengah.

Seiring dengan kepastian dana revitalisasi tersebut, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen melontarkan wacana untuk menggabungkan tiga pasar tradisional menjadi pasar terpadu di wilayah Nglangon, yakni Pasar Nglangon, Pasar Joko Tingkir, dan Pasar Kota Sragen.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Soloraya Dijatah 1,5 Juta Lembar, Jadwal Penukaran Uang Baru Rp75.000 Penuh Sampai 3 September!

Wacana tersebut mencuat lantaran anggaran pembangunan pasar terpadu untuk Pasar Nglangon dan Pasar Joko Tingkir senilai Rp40 miliar dari APBD hilang karena terkena dampak rasionalisasi (refocusing) untuk percepatan penanggulangan Covid-19. Namun, wacana tersebut ditentang para pedagang dari enam paguyuban di lingkungan Pasar Kota Sragen karena tidak sesuai dengan semangat awal revitalisasi Pasar Kota Sragen saat sosialisasi detail engineering design (DED) pada Desember 2017 lalu di Gedung Kartini Sragen.

“Semula ada perencanaan revitalisasi tiga pasar, yakni Pasar Nglangon, Pasar Tangen, dan Pasar Plupuh dengan total dana Rp50 miliar pada tahun ini. Waktu berjalan. Muncul pandemi Covid-19. Anggaran tersebut direasionalisasi tinggal Rp1 miliar.” jelas Kepala Disperindag Sragen Tedi Rosanto saat berdialog dengan pedagang di Shopping Center Sragen, Rabu (19/8/2020) malam.

Sah! Partai Demokrat Tunjuk Joe Biden Untuk Lawan Trump Di Pilpres AS

Dimulai 2021

Pada saat berbincang dengan Solopos.com di Pendapa Rumdin Bupati Sragen, Senin (17/8/2020), Tedi juga menyebut anggaran untuk pembangunan Pasar Nglangon dan Pasar Joko Tingkir senilai Rp40 miliar juga ditarik untuk refocusing. Tedi menerangkan kemudian Perpres No. 79/2019 memberi kepastian tentang adanya revitalisasi Pasar Kota Sragen dengan alokasi anggaran Rp200 miliar mulai 2021.

Awalnya, revitalisasi pasar itu akan dilakukan 2020-2021. Tedi mendapat kepastian dari pemerintah pusat untuk pembangunan dilakukan dua tahun, 2021-2022. Dia menerangkan pada 2021 dialokasikan Rp100 miliar dan 2022 dialokasikan Rp100 miliar. Pekerjaan itu dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Pemkab Sragen tinggal menerima dalam bentuk bangunan pasar.

“Semua analisis dampak lingkungan, analisis lalu lintas semua sudah dilakukan pusat. Setelah Pasar Nglangon dan Pasar Joko Tingkir tak jadi dibangun 2020 kemudian muncul wacana pemindahan Pasar Kota Sragen ke utara jadi satu dengan Nglangon dan Joko Tingkir,” terangnya.

Pulang Dari Sulawesi, Nenek-Nenek Sambungmacan Sragen Positif Corona

Harus Ada Pendamping

Tedi menerangkan sejumlah pertimbangan terkait dengan wacana itu, seperti double track kereta api (KA) yang berdampak pada pengaturan kios renteng di pinggiran jalur KA; perubahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) dengan pengembangan kota yang mengarah ke utara (Kelurahan Karangtengah) untuk 25 tahun ke depan. Pemilihan wilayah Karangtengah itu, ujar Tedi, merupakan tengah-tengah wilayah utara dan selatan dan memungkinkan menjadi pusat perdagangan dan bisnis Sragen.

Selain itu, Tedi menerangkan bantuan revitalisasi Pasar Kota Sragen dari APBN Rp200 miliar itu harus ada pendamping dari APBD maksimal 10% atau senilai Rp20 miliar. Namun, dengan kondisi wabah Covid-19, Tedi mengungkapkan Pemkab Sragen hanya memberi dana pendamping Rp5 miliar padahal kebutuhan yang diajukan Rp10 miliar-Rp15 miliar. Minimnya dana pendamping untuk penyiapan pasar darurat itu membuat Tedi berpikir keras hingga muncul wacana pemindahan itu meskipun belum final. “Wacana itu sebenarnya masih dalam kajian tim sehingga belum berani disosialisasikan ke pedagang karena masih mengkaji kelebihan dan kekurangannya,” jelas Tedi.

Ini Harga Vaksin Corona Bikinan Perusahaan China, Tembus Jutaan Rupiah!

Sementara itu, Ketua Komite Paguyuban Pedagang Pasar Sragen (KP3S) Subono mempertanyakan mengapa RTRW justru mengembangkan kota ke utara Kota Sragen padahal wilayah itu merupakan wilayah banjir. Dia mengatakan investor akan berpikir ulang bila investasi di wilayah banjir. Selain itu, Subono juga menilai wilayah utara Kota Sragen itu merupakan areal pertanian yang subur. “Ini masukan masyarakat supaya bisa menjadi pertimbangan Pemkab,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya