SOLOPOS.COM - Pasar Klewer Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Bangunan Pasar Klewer Solo (Dok/JIBI/SOLOPOS)

SOLO—Komunitas Pedagang Pasar Klewer (KPPK) mencuatkan kembali rencana Pemkot Solo untuk menarik iuran kepada pedagang Pasar Klewer senilai Rp6.000 per hari selama 20 tahun. Uang tarikan itu sebagai solusi mengenai persoalan dana revitalisasi pasar konfeksi terbesar di Jawa Tengah yang tidak bergantung pada investor.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kami sepakat Pemkot terus berupaya mencari dana revitalisasi Pasar Klewer selain investor. Mungkin rencana uang tarikan Rp6.000 per hari perlu direalisasikan,” kata pejabat Humas KPPK, Solahuddin, kepada Espos, Minggu (24/2/2013).

Solahuddin menjelaskan uang tarikan harian dimaksudkan untuk menutup kekurangan bantuan dari pemerintah pusat. Selain itu, dia beralasan bahwa pedagang turut mendapat keuntungan saat berjualan di Pasar Klewer. Iuran itu, kata Solahuddin, lebih ringan dibandingkan menyewa pasar modern yang mencapai ratusan juta rupiah.

“Pasar ini milik Pemkot Solo yang diperuntukkan bagi warga Solo. Jadi, tidak ada salahnya pedagang turut membantu pembangunan pasar. Bagi saya iuran itu tidak banyak, iuran ini dari pedagang untuk pedagang. Masak uang Rp6.000 saja tidak mampu,” terang dia.

Menurutnya, KPPK terus mendorong Pemkot untuk melanjutkan proses revitalisasi Pasar Klewer yang saat ini sampai pada bahasan detail engineering design (DED) dan analisa dampak lingkungan (amdal). Langkah Pemkot dalam percepatan revitalisai pasar, kata Solahuddin, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pedagang.

“Setiap bangunan pasar itu mempunyai batasan usia. Nah, yang tidak kita inginkan adalah robohnya bangunan pasar dan terjadi kebakaran. Siapa mau yang bertanggungjawab? Kalau Pemkot jelas tidak mungkin, kan jauh hari sudah mengupayakan revitalisasi pasar,” papar Solahuddin.

HPPK Tak Mau Tanggapi

Sementara itu, pejabat Humas Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK), Kusbani menyatakan tidak mau menanggapi terlalu jauh atas usulan dari KPPK mengenai penarikan uang Rp6.000/ hari selama 20 tahun. “Iuran itu persoalan teknis. HPPK dan komunitas pedagang lain berkomitmen mendukung langkah Pemkot asalkan sesuai dengan mekanisme yang benar. Jangan sampai dalam pembahasan revitalisasi justru merugikan pedagang,” jelas Kusbani kepada Espos Minggu.

Pihaknya menginginkan pedagang Pasar Klewer tidak terprovokasi atas ucapan dari komunitas lain yang justru meresahkan pedagang. “Uang perawatan pasar sebesar Rp500 juta kok dibilang muspra. Kalau kami menganggap uang itu bisa digunakan untuk perbaikan pasar. Karena anggaran perbaikan juga sudah disetujui oleh DPRD,” kata dia.

Kusbani menyesalkan pernyataan pengurus KPPK yang kerap mengkritisi pedagang yang menolak revitalisai Pasar Klewer. “Maunya KPPK itu ngatur tapi kalau diatur tidak mau. Kita ciptakan Kota Solo itu kondusif, jangan memprovokasi satu sama lain,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya