SOLOPOS.COM - Pasar Klewer (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Pasar Klewer (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO — Rencana Pemkot Solo melakukan kajian ulang studi kelayakan atau feasibility study (FS) revitalisasi Pasar Klewer mendapat sorotan dari  Pasamuan Pasar Pasar Tradisional Surakarta (Papatsuta). Papatsuta menilai Pemkot menghamburkan-hamburkan uang dengan memaksakan kehendak untuk merevitalisasi pasar tekstil terbesar di Jawa Tengah tanpa memertimbangkan kondisi di lapangan.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Harusnya pembahasan FS itu selesai 2012. Dan itu sudah dipertanggungjawabkan oleh tim yang menggarap FS Pasar Klewer. Aneh saja, kenapa sekarang harus ada kajian ulang FS,” jelas pegiat Papatsuta, Faizul Kirom kepada Solopos.com, Jumat (17/5/2013).

Faizul menilai Pemkot tergesa-gesa dalam merencanakan revitalisasi Pasar Klewer. Hal itu dari terlihat dari banyaknya kekurangan dari berbagai sisi dan tidak mengakomodasi suara dari mayoritas pedagang.

“Kalau FS tidak pas dan kurang tepat dilakukan tahun ini, ya kenapa tahun kemarin harus disusun? Pemerintah juga terkesan menghamburkan-hamburkan uang, padahal itu uang rakyat dari APBD Solo. Dan saya minta DPRD jangan asal mengeluarkan untuk pendanaan kajian ulang FS,” jelas dia.

Pihaknya menyayangkan sikap Pemkot yang menggunakan anggaran dobel apabila kajian ulang FS revitalisasi Pasar Klewer dijalankan.

“Kalau hasilnya tidak maksimal lagi kan sangat disayangkan. Sebenarnya sekarang ini Pemkot Solo harus menyadari, kalau memang hasilnya FS mandek seperti hasil tahun kemarin, ya harus legawa. Artinya jika belum memungkinkan pasar itu untuk direvitalisasi, jangan dipaksakan. Pasti hasilnya tidak maksimal,” papar Faizul.

Menurut Faizul, hasil FS revitalisasi Pasar Klewer tahun kemarin terkesan tertutup. Tim pelaksana yakni PT Proporsi tidak berusaha merevisi beberapa kekurangan FS sesuai keinginan pedagang dan stakeholder.

“Besok lagi, kalau Pemkot hendak merevitalisasi sebuah pasar tradisional yang terpenting adalah komunikasi dengan pedagang. Karena pedagang yang tahu persis kondisi di lapangan. Jangan membentuk detail engineering design (DED) dulu baru pedagang diberitahu belakangan, saya yakin hasilnya tidak maksimal,” pungkas Faizul.

Sementara itu, Himpunan Pedagang Pasar Klewer (HPPK) meminta pertanggungjawaban dari PT Proporsi selaku tim penyusun FS Pasar Klewer.

“Mana pertanggungjawaban dari PT Proporsi? Selama ini kami belum mendapatkan hasil penyusunan FS secara detail. Seharusnya hasil FS diserahkan kepada pedagang dan DPRD. Ini jelas menandakan ketidakmampuan dalam pembuatan kajian FS, masak kajian Pasar Klewer yang ditanya itu pedagang dari luar,” terang pejabat Humas HPPK, Kusbani.

Di sisi lain, Pejabat Humas Komunitas Pedagang Pasar Klewer (KPPK), Solahuddin, menilai Pemkot tidak konsisten dalam upaya revitalisasi Pasar Klewer.

“Semestinya tidak perlu ada kajian ulang FS. Wong kesimpulan dari hasil FS sudah jelas bahwa Pasar Klewer layak direvitalisasi. Masak sekarang malah ingin dikaji ulang, kan aneh,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya