SOLOPOS.COM - Pasar Klewer (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Pasar Klewer (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO — Konsep feasibility study (FS) atau studi kelayakan revitalisasi Pasar Klewer yang mewacanakan pasar menghadap timur justru disetujui oleh pihak Keraton Solo. Hal itu ditegaskan Ketua Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Solo, Kanjeng Pangeran (KP) Edy Wirabhumi saat ditemui wartawan, di area Masjid Agung Solo, Senin (20/5/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau saya lihat FS yang sekarang diributkan, maka secara objektif saya menilai setuju konsep FS sebelumnya. Artinya penilaian ini khusus Pasar Klewer sisi timur. Setidaknya pasar sisi timur konsepnya enggak ada bangunan. Bangunan ndelik ke bawah. Dari sisi fungsi di situ akan lebih lapang,” jelas Edy.

Apa yang diungkapkan Edy karena melihat bangunan Pasar Klewer saat ini yang justru membelakangi Keraton.

“Seperti sekarang ini coba lihat, Keraton ini kan kebagian sampah dari supit urang. Kalau anda masuk dari barat, yang terlihat hanya sampah. Itu pun dalam jumlah banyak,” jelas Edy.

Edy menegaskan dirinya fokus memberikan penilaian dan masukan bangunan pasar sisi timur dengan alasan masih dalam kawasan Keraton. Di samping itu, pihaknya mendambakan bangunan pasar sisi timur terlihat bersih dari sampah.

“Kesannya bangunan herritage tidak ditenggelamkan oleh bangunan modern atau baru. Dari sisi fungsi kan bangunan ke bawah,” jelas dia.

Saat disinggung tentang bangunan Pasar Klewer sisi barat, Edy mengatakan tidak cawe-cawe. Pihaknya beralasan sudah banyak orang memberikan masukan atas bangunan pasar sisi barat.

“Yang sisi barat bukan ranah kami lagi. Batasannya kan gapura ke timur. Sekarang kalau dibalikkan lagi ke pengelolanya lebih bagus bangunan Pasar Klewer menghadap ke timur. Kesan hegemoni bangunan modern menghimpit bangunan tradisional bisa dihindarkan dengan cara itu. Tapi sekali lagi menyangkut kebijakan pedagang lama, pedagang baru dan pedagang kaki lima (PKL) yang berhak bertanggung jawab adalah pemerintah,” pungkas Edy.

Sementara itu,  Ketua Presidium Komunitas Peduli Cagar Budaya Nusantara (KPCBN), Agus Anwari, mengkritisi rencana revitalisasi Pasar Klewer.

“Kalau dilihat dari kajian budaya, sebenarnya kami menginginkan Pasar Klewer supaya dipindah di sekitar Pasar Jongke. Usulan itu pernah kami utarakan dalam Mursebangkot 2013 ini. Karena subtansinya bukan pada bangunan pasar,” kata Agus, Senin.

Agus menyakini revitalisasi pasar tidak menyelesaikan persoalan kekumuhan dan kesemrawutan di area pasar. Karena kekumuhan akan dialami setiap pasar tradisional.

“Pembangunan pasar namun merusak estetika kawasan keraton ya sama saja. Kalau dibilang Pasar Klewer merupakan ikon Kota Solo, mengapa yang dilihat hanya terpisah. Coba perhatikan kawasan Alun-alun Utara, begitu masuk nilai estetika Keraton sudah tidak ada. Itulah yang kami sayangkan,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya