SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Ilustrasi (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Wacana Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang berencana menarik iuran dana kepada pedagang Pasar Kewer senilai Rp6.000 per hari selama 20 tahun menuai kritik dari pengamat ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Pengamat ekonomi menilai semestinya iuran untuk revitalisasi Pasar Klewer diserahkan kepada asosiasi pedagang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Karena yang tahu kondisi riil adalah asosiasi atau organisasi yang sudah ada di Pasar Klewer, bukan pemerintah. Maka tak heran apabila pedagang resah dan mayoritas menolak,” jelas pengamat ekonomi UNS Solo, Malik Cahyadi, saat dihubungi , Sabtu (8/9/2012).

Ekspedisi Mudik 2024

Keterlibatan pemerintah untuk menarik iuran dana kepada pedagang, kata Malik, justru menimbulkan prasangka buruk bagi pedagang. Sebab, selama ini pedagang menganggap Pasar Klewer merupakan pasar tradisional yang dimiliki publik atau masyarakat banyak.

“Jika belum apa-apa sudah ada wacana penarikan uang yang ditanggung pedagang, maka konsep revitalisasi pasar tradisional tak ubahnya seperti pasar modern. Kalau revitalisasi pasar modern, mungkin pedagang bisa memaklumi dengan iuran tersebut,” jelas Malik.

Dosen Fakultas Ekonomi UNS Solo ini menegaskan pemerintah harus bisa membedakan pola pendekatan kepada pedagang untuk melakukan revitalisasi pasar. Sebab, pola pikir pedagang yang menempati pasar tradisional dengan pasar modern tentu berbeda.

“Perlu sosialisasi terlebih dulu. Penentuan besaran angka iuran harus dari asosiasi pedagang. Karena tiap pedagang mempunyai kemampuan berbeda. Setelah itu, baru dirapatkan dengan pemerintah yang turut terlibat dalam revitalisasi tersebut,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Walikota Solo, Joko Widodo menjelaskan bahwa penarikan uang senilai Rp6.000 kepada pedagang masih tahap rencana. “Ya, kan masih dalam pembahasan studi kelayakan atau feasibility study (FS). Masih ada tahapan berikutnya. Bisa juga pedagang menginginkan tarikan uang Rp3.000, Rp6.000 atau bahkan Rp20.000,” jelas Jokowi saat ditemui wartawan di The Sunan Hotel, Solo, Sabtu.

Jokowi menjelaskan proses revitalisasi Pasar Klewer membutuhkan anggaran senilai Rp285 miliar. Rencana uang Rp100 miliar dimintakan bantuan ke pemerintah pusat, sedangkan Rp185 miliar akan dibebankan pedagang. Namun angka tersebut, menurut Jokowi, bisa berubah.

“Secara detail nanti akan diketahui dalam tahap pembahasan detail engineering design (DED). Sekarang masih tahap FS, kami akan bicara dulu dengan pedagang. Intinya kami tidak ingin membebani pedagang. Dalam, pembahasan DED, akan diketahui kemampuan Pemkot Solo berapa, pedagang berapa, pemerintah pusat berapa? Karena Pasar Klewer itu milik semua pedagang, bukan hanya Pemkot Solo,” jelas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya