SOLOPOS.COM - Empat dari lima pimpinan KPK terpilih (depan, kiri ke kanan) Irjen Pol. Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, Saut Situmorang, dan Laode Muhammad Syarif mengikuti Rapat Paripurna di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (18/12/2015). Paripurna tersebut mengesahkan lima pimpinan KPK terpilih seusai menjalani uji kelayakan dan kepatutan oleh Komisi III DPR. (JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak)

Revisi UU KPK dianggap tak melemahkan KPK menurut Wapres Jusuf Kalla (JK).

Solopos.com, JAKARTA — Masyarakat diminta tak khawatir dengan adanya revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) yang tujuannya justru untuk memperkuat posisi hukum lembaga tersebut.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan perubahan UU No. 30/2002 tentang KPK tidak bertujuan untuk melemahkan lembaga antirasuah, melainkan justru memperkuat dasar penegakkan hukum. Masyarakat pun akan memiliki dasar hukum yang lebih jelas ketika berhadapan dengan tindak pidana korupsi.

“Saya pikir [revisi UU KPK] itu bukan hal yang perlu dikhawatirkan benar, justru memperkuat posisi dasar hukum KPK dan masyarakat lebih jelas,” paparnya di Kantor Wakil Presiden, Jumat(12/2/2016).

Dia menyontohkan, usulan pembentukan lembaga pengawas KPK yang dia klaim tak akan melemahkan KPK. Menurutnya, pengawas KPK hanya mengamati kebijakan sehingga tidak akan mengganggu kinerja pemberantasan korupsi.

Terkait adanya usulan penerapan surat perintah penghentian penyidikan (SP3), lanjutnya, komisioner KPK tentu manusia yang tak luput dari kesalahan. Maka penerapan aturan itu merupakan hal wajar.

Tak hanya itu, dalam poin usulan penyadapan, dia menjelaskan mekanisme izin bukan sebelum menyadap, melainkan sesudah menyadap. “Jadi bukan hal-hal itu sebenarnya yang menyebabkan KPK jadi mundur,”tegasnya.

Dalam rapat harmonisasi Panitia Kerja Revisi UU KPK di Badan Legislasi DPR, Rabu (10/2/2016), hanya Fraksi Partai Gerindra yang secara tegas menolak UU KPK direvisi. Belakangan, Fraksi Partai Demokrat berubah sikap setelah mendapat instruksi dari Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Sikap kedua fraksi itu membuat beberapa fraksi lainnya berpikir ulang sehingga pengesahan draf revisi UU KPK yang direncanakan dilakukan dalam Rapat Paripurna DPR pada Kamis (11/2/2016) ditunda hingga Kamis (18/2/2016).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya