SOLOPOS.COM - Lokasi bekas tugu mirip Monas di depan Kantor Kecamatan Weru, Sukoharjo, yang dirobohkan. Foto diammbil belum lama ini. (Istimewa/Heru Susilo)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Tugu mirip Monas di Weru, Sukoharjo, dirobohkan pada Senin (13/7/2020) malam. Tugu yang terletak di depan Kantor Kecamatan Weru, ini dirobohkan setelah retak ditabrak bus dua kali.

Camat Weru, Pandiyanto, menuturkan kondisi tugu retak-retak setelah ditabrak bus dua kali. Saat ditabrak bus kali pertama kondisi bangunan tugu tidak mengalami retak-retak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun saat ditabrak bus kedua kalinya, kondisi bangunan mulai retak-retak. "Bagian bawah tugu ada yang gompel. Kemudian juga retak-retak. Kondisinya mengkhawatirkan," kata dia kepada Solopos.com, Selasa (14/7/2020).

Tambah 1, Pelaku Ditahan Terkait Meninggalnya Pesilat Remaja Gatak Sukoharjo Jadi 10 Orang

Menurut dia, tugu mirip Monas di Weru, Sukoharjo, itu rawan roboh sehingga sangat membahayakan pengguna jalan yang melintas di jalan tersebut.

tugu monas weru sukoharjo
Tugu mirip Monas di Weru, Sukoharjo, sebelum dirobohkan. (Istimewa/Heru Susilo)

Dia bersama sejumlah tokoh masyarakat di Kecamatan Weru lantas menggelar pertemuan guna membahas masalah tugu tersebut. "Hasilnya dari pertemuan itu disepakati tugu dirobohkan," tuturnya.

Bukan Cagar Budaya

Setelah tugu dirobohkan, dia berencana membangun kembali tugu yang menjadi simbol wilayah Kecamatan Weru itu. Dia mengatakan tugu dibangun oleh masyarakat Weru sebagai tanda wilayah setempat.

Ganjar: 25 Nakes RSUD dr Moewardi Solo Diduga Tertular Covid-19 Saat Pesta Wisuda

Tugu mirip Monas di Weru, Sukoharjo, tersebut bukan merupakan bangunan cagar budaya karena baru dibangun sekitar 1990. Awalnya di lokasi itu terdapat pohon besar di tengah jalan.

Kemudian pohon dipangkas dan diganti oleh warga dengan tugu. Tugu ini dibangun dengan berbentuk seperti Monas Jakarta sehingga warga menyebutnya Tugu "Monas" Weru.

Salah satu warga, Heru Susilo mengaku memiliki kenangan tersendiri dengan tugu tersebut. Dia bercerita di era 1990-an, hampir setiap hari bermain di sekitar tugu itu.

Tambah 1 Kasus, Perempuan 63 Tahun Asal Joglo Solo Terkonfirmasi Positif Covid-19

"Pagi berangkat sekolah nunggu teman SMP di situ. Begitu SMA pagi nongkrong nunggu bus, pulang sekolah nongkrong lagi. Malam nongkrong lagi di tugu ini," tulis kisahnya yang diunggah di laman Facebook.

Baginya kini tinggal menyisakan kenangan bersejarah di sana. Tugu legend yang sudah hancur itu meninggalkan begitu banyak cerita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya