Solopos.com, SRAGEN — Semangat seorang Budiono Rahmadi melakukan restorasi ekonomi seolah tak terbendung. Sepak terjangnya di bidang kewirausahaan terus berkembang dan memberikan inspirasi.
Motivasi dalam diri untuk bisa memberi manfaat kepada orang lain menjadi kunci mas Bro, sapaan akrab Budiono, dalam menjalankan usaha. Motivasi tersebut mendorong dirinya untuk melakukan hal baru.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Termasuk saat ada kebijakan pembatasan sosial saat pandemi Covid-19 yang memukul dunia usaha. Usaha Mas Bro yakni PT Putra Dadi Sejahtera yang merupakan perusahaan dagang perabot rumah tangga tak luput dari pukulan ekonomi.
Namun, situasi serbasusah itu tidak membuatnya berhenti melakukan aktivitas sosial melalui Yayasan Dadi Peduli dan Sekolah Bisnis Sragen (SBS). Lembaga yang dia pimpin itu justru getol melakukan kegiatan sosial saat pandemi.
Baca Juga: Pemkab Sragen Anggarkan Operasional Pintu Palang KA Bedowo di 2022
Yayasan Dadi Peduli semula adalah bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, namun kini menjadi gerakan bersama. Termasuk dalam menangani Covid-19, antara lain dengan menyediakan layanan ambulans, klinik kesehatan, pinjam tabung oksigen, dan bantuan sosial.
Layanan sosial meningkat signifikan saat gelombang kedua Covid-19. Misalkan layanan ambulans yang semula 30 layanan/bulan menjadi 100 layanan/bulan. Yayasan Dadi Peduli punya lima unit ambulans.
Selain itu, Mas Bro juga menggerakkan karyawan untuk menyisihkan 10 persen upah mereka untuk penanganan Covid-19. Dia juga memberikan seminar serta pelatihan kewirausahaan bagi anak muda melalui SBS.
Baca Juga: BRI Panen Hadiah, 64.152 Nasabah Simpedes Berpeluang Raih Rp639 Juta
“Alhamdulilah gaji karyawan mau dipotong untuk kegiatan sosial. Tidak sulit mengajak karyawan karena mereka sudah terbiasa melakukan kegiatan sosial melalui Yayasan Dadi Peduli,” kata dia kepada Solopos.com.
Mas Bro mengatakan sejak awal merintis usaha berupaya menjadikan karyawan berkembang dengan cara bekerja sambil belajar bisnis sekaligus beribadah. Karyawan bisa menjadi mitra usaha dagang perabotan rumah tangga. Kini dia punya mitra penjualan 250 orang yang tersebar di Indonesia.
Usahanya yang berlokasi di Kecamatan Karangmalang, Sragen juga memberdayakan warga setempat untuk memproduksi perabotan rumah tangga. Pemberdayaan dari hulu sampai hilir itu dia sebut sebagai restorasi ekonomi.
Baca Juga: Menilik “Rekam Jejak” UMK Sragen, Melambung di 2020, Anjlok di 2021
“Usaha lancar alhamdulilah karena usaha bukan hanya sekedar mencari materi. Akhirnya didedikasikan. Anak itu mikul dhuwur mendem jero,” jelasnya.
“Niatan baik anak akan berlanjut pada niatan berikutnya. Enggak semua orang berkesempatan membuat gerakan sosial,” ungkapnya.
Menurut dia, setiap zaman memiliki tantangan tersendiri untuk menjalankan bisnis. Walaupun dalam kondisi pandemi, semua memiliki peluang sukses merintis atau menjalankan usaha karena dimudahkan dengan layanan digital, antara lain dalam hal berjejaring, kemudahan informasi, dan pemasaran.
“Insyaallah untuk bangkit lagi akan lebih mudah dibandingkan era dulu. Tugas kami menyemangati mereka membuka ruang untuk kolaborasi. Kami baru saja meresmikan kegiatan pada SBS untuk teman-teman di-PHK [pemutusan hubungan kerja] maupun yang baru lulus sekolah diajak bergandeng tangan,” jelasnya.
Baca Juga: 2 Siswi MTsN 5 Sragen Bikin Robot Pintar, Sukses di Event Internasional
Mas Bro menyadari pemberdayaan yang dia lakukan sebagai pengusaha hanya berdampak dalam lingkup mikro. Dia memiliki dorongan membangun Sragen dalam skala makro dengan terjun berpolitik melalui Partai Demokrat.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
