SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, PURWOKERTO — Aksi off bid alias menghentikan penawaran layanan berjamaah rider ojek online di Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (21/8/2019), direspons cepat pengelola aplikasi Gojek. Menanggapi mogok massal itu, aplikator ojek dan taksi online Gojek berjanji tetap fokus pada kesejahteraan mitra, khususnya pengendara Goride.

Angin surga demi meredam protes pengendara Goride yang kehilangan kesempatan mendapatkan bonus itu disampaikan Vice President Regional Corporate Affairs Gojek Michael Reza Say. “Fokus kami pada kesejahteraan mitra, tidak hanya terbatas pada tarif dan insentif,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kantpr Berita Antara di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu malam,

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia menyatakan dalam mendukung pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 12 dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 348 Tahun 2019, tarif dasar dan tarif minimum Goride telah dinaikkan, sebagai upaya Gojek untuk fokus pada peningkatkan kesejahteraan mitra. Seiring dengan meningkatnya pendapatan organik mitra rider dari tarif, kata dia, penyesuaian insentif perlu dilakukan agar Gojek dapat terus menjaga permintaan order dan keberlangsungan ekosistem Gojek.

“Insentif merupakan bentuk apresiasi kepada mitra atas kinerja mereka. Penyesuaian jumlah poin dilakukan untuk menjaga keberlangsungan pendapatan mitra secara jangka panjang. Hal ini penting untuk memastikan adanya inovasi berkelanjutan sehingga Gojek dan para mitra kami terus menjadi pilihan utama masyarakat,” jelasnya.

Menurut dia, skema insentif akan selalu menyesuaikan dengan kondisi pasar karena tujuan utama skema insentif adalah untuk mengupayakan titik temu terbaik antara permintaan pelanggan dan ketersediaan mitra Gojek. Terkait dengan kesejahteraan mitra, dia mengatakan hal itu tidak hanya terbatas pada tarif dan insentif karena pihaknya terus berusaha menjadikan mitra Gojek terdepan dalam kualitas pelayanan.

“Sejak awal, Gojek telah memiliki ragam inisiatif yang menjadikan mitra driver kami terdepan dalam kualitas pelayanan sehingga terus menjadi pilihan pelanggan. Kami mempelopori pelatihan pengembangan skill dan pengetahuan [BBM], akses untuk pengelolaan keuangan [Gojek Swadaya], hingga pemutakhiran aplikasi mitra driver Gojek,” katanya.

Sementara itu, dalam pernyataan media yang didistribusikan kepada jurnalis di Purwokerto, Gojek menyatakan akan menutup kantor operasionalnya di Purwokerto untuk sementara waktu mulai 21 Agustus 2019 hingga waktu yang akan ditentukan pada kemudian hari. Hal itu dilakukan untuk menjaga kondusivitas dan keamanan, termasuk bagi masyarakat sekitar dan ratusan mitra-mitra Gojek lain seiring dengan penyampaian aspirasi oleh mitra driver di Kantor Operasional Gojek Cabang Purwokerto.

Selain itu, dalam menjalankan operasionalnya di Indonesia, Gojek selalu mengedepankan keamanan dan kenyamanan publik. Ribuan pengendara ojek online Gojek dan Grab se-Kabupaten Banyumas menggelar aksi mogok massal sejak Rabu pagi dan hanya sebagian kecil pengendara yang masih beroperasi meskipun aksi tersebut direncanakan akan berlangsung hingga Jumat (23/8/2019).

Aksi off bid alias menghentikan penawaran layanan ramai-ramai para pengendara ojek online itu dilakukan untuk menuntut pihak aplikator agar mengembalikan skema bonus atau insentif seperti semula demi kesejahteraan mitra sesuai dengan fokus Gojek.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya