SOLOPOS.COM - Gapura Gedung DPRD Sragen di tepi Jl. Raya Sukowati Timur, Sine, Kecamatan Sragen Kota, Kabupaten Sragen, Jateng. (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Masyarakat dari berbagai lapisan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah memiliki resolusi pada 2021. Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati ingin menata wilayahnya agar nyaman ditinggali.

Sementara para pegiat lingkungan ingin ada pertumbuhan ekonomi di atas lingkungan yang rusak. Warga lainnya menginginkan kerukunan tetap terjaga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Masing-masing memiliki resolusi sendiri yang ingin terwujud pada 2021. Yuni, sapaan akrab bupati Sragen, memiliki dua resolusi yang akan diwujudkan di 2021.

Pertama, Yuni ingin menata Sragen agar nyaman ditinggali. Kedua, Yuni berobsesi membuat stigma positif untuk objek wisata Gunung Kemukus di Sumberlawang dan Objek Wisata Pemandian Air Panas Bayanan di Sambirejo, Sragen.

Sakit Perut Ekstrem, Usus Besar Wanita Ini Sampai Terjepit Jantung

Wakil Bupati (Wabup) Sragen Dedy Endriyatno tak memiliki resolusi yang berlebih, yakni ingin mengakhiri masa jabatannya sebagai Wabup Sragen periode 2016-2021 dengan husnul khatimah.

"Saya ingin husnul khatimah dalam mengakhiri tugas [sebagai Wabup]," ujarnya.

Lingkungan

Seorang pemerhati lingkungan asal Sambirejo, Kabupaten Sragen, Sugiyono, mengatakan resolusi untuk Sragen harus tetap fokus pada isu lingkungan hidup. Dia mengatakan pada prinsipnya tidak ada pertumbuhan ekonomi yang sechat dan berkah di atas lingkungan yang rusak.

Dia melihat praktik-praktik perusakan lingkungan dengan dalih tenaga kerja dan ekonomi masih terjadi. Dia menginginkan pratik yang tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan itu segera dihentikan karena mudaratnya lebih besar.

"Kerusakan lingkungan itu juga memiliki efek berantai, seperti kondisi sosial di masyarakat, infrastruktur rusak, masih ada indikasi praktik koruptif, serta adanya kesan pembiaran terhadap pelanggaran hukum. Ketidakadilanlah yang akhirnya menjadi kesimpulan di tengah masyarakat," ujar Sugiyono.

Pembangunan Tahap II Puskesmas Gondangrejo Dikucuri Rp2,5 M

Di sisi lain, Sugiyono berharap dalam mengatasi pandemi Covid-19 ada kejujuran dan keteladanan untuk menuju keberhasilan. Dia berharap kejujuran dari semua pihak untuk menyampaikan informasi yang benar dan keteladan dari semua pihak untuk menerapkan protokol kesehatan.

Pihak Lain

Terpisah, Ketua Forum Masyarakat Sragen (Formas), Andang Basuki, menyampaikan ada lima resolusi yang diharapkan bisa dilakukan di 2021. Pertama, Andang ingin program pengentasan kemiskinan yang progresif untuk menekan angka kemiskinan yang tinggi di Kabupaten Sragen.

Kedua, Andang menyampaikan optimalisasi Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) dengan menggandeng perusahaan daerah atau swasta.

30 Orang di Rest Area Tol Sragen Mendadak Dites Rapid Antigen Covid-19, Begini Hasilnya!

"Ketiga, banyak buruh yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi. Kondisi itu menambah kontribusi angka kemiskinan. Ke depan perlu pelatihan lifeskill bagi buruh yang kena PHK. Keempat, normalisasi pola distribusi pupuk berubsidi bagi petani sehingga dalam menekan harga pupuk yang mahal di lapangan," ujarnya.

Kelima, Andang mengatakan selama 2021 mendatang diharapkan persatuan, kesatuan, dan kerukunan tetap dijaga. Dia berharap ada dialog antarumat beragama dan pemerintah untuk mengambil peran tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya