<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> – Perhelatan<a href="http://entertainment.solopos.com/read/20180808/482/932938/antusias-generasi-muda-solo-sambut-international-gamelan-festival" title="Antusias, Generasi Muda Solo Sambut International Gamelan Festival"> <em>International Gamelan Festival</em></a> (IGF) 2018 yang terselenggara atas kerja sama Pemerintah Kota Solo, dan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), ditutup dengan serangkaian <em>closing ceremony, </em>di Pendapa Balai Kota, Kamis (16/8/2018) malam. Komposer dan pianis ternama Anthony Hartono dan Ananda Sukarlan, mempersembahkan beberapa komposisi piano dalam motif dan tangga nada gamelan. Salah satunya yang terinspirasi dari gamelan dalam <em>Tari Janger </em>Bali, serta musik tentang perjalanan tokoh Drupadi dalam <em>The Humiliation of Drupadi</em>.</p><p>Penonton seolah diajak berkontemplasi dengan komposisi karyanya yang lekat dengan motif-motif musik Nusantara. Suasana yang awalnya hening sedikit semarak setelah Program Studi Karawitan <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20180816/489/934642/kronologi-mobil-pelat-merah-isi-solo-terbakar-di-jebres" title="Kronologi Mobil Pelat Merah ISI Solo Terbakar di Jebres">Institut Seni Indonesia (ISI) Solo</a> tampil dengan beberapa karya. Menyajikan gending-gending tradisional, mereka pentas massal bersama 80 pengrawit dosen, mahasiswa, dan para alumnus. Membawa empat perangkat gamelan; gamelan ageng, gamelan sekaten, gamelan monggang, dan gamelan corobalen, grup ini mempersembahkan deretan tembang yang berisi penghormatan, rasa syukur, serta sajian khusus Hari Kemerdekaan.</p><p>Semakin malam suasana memanas. Tensi penonton meninggi ketika menyaksikan gamelan banyumasan yang digawangi Otniel Tasman dan Seblaka Susutane juga menampilkan tarian <em>Lengger Lanang. </em>Empat penari laki-laki yang beberapa kali melempar candaan tiba-tiba masuk ke kursi penonton dan mengajak para tamu mancanegara ke panggung. Tak ayal ‘pesta’ penutupan yang dihadiri seniman dalam negeri dan para pengrawit mancanegara itu semakin semarak. Sebelumnya pada Rabu (15/8) juga diselenggarakan selasar gamelan berisi diskusi dan pentas sastra di Rumah Banjarsari. </p><p><strong>Perdamaian</strong></p><p>Direktur IGF <a href="http://soloraya.solopos.com/read/20170712/489/832914/karya-rahayu-supanggah-dalam-setan-jawa-jadi-nomine-penghargaan-di-australia" title="Karya Rahayu Supanggah dalam Setan Jawa Jadi Nomine Penghargaan di Australia">Rahayu Supanggah</a> dalam sambutannya mengucapkan puji syukur akhirnya mimpi mengukuhkan Solo sebagai “Mekkah”-nya gamelan tercapai. Tak lupa ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung acara, termasuk para pengrawit mancanegara. Kemeriahan acara yang didukung berbagai kelompok sejak Kamis (9/8/2018), membuktikan gamelan mampu menyatukan segala perbedaan suku, agama, budaya, dan negara.</p><p>Panggah berharap ke depan perdamaian dalam wadah seni seperti ini terus terjaga. Festival gigantis yang juga diisi dengan diskusi, bedah buku, pameran, serta berbagai konferensi ini diharapkan menjadi referensi sekaligus inspirasi perjalanan gamelan di masa mendatang. “Dengan kolaborasi gamelan kita tidak akan memikirkan perang. Dengan kolaborasi kesenian tentu ada semangat saling bekerja sama, saling toleransi, dan saling memahami. Tentu ini sangat bermanfaat bagi perdamaian dunia,” terangnya.</p><p> Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan sebelum IGF, Solo selalu menyelenggarakan konser gamelan setiap tahun. Tahun mendatang ia berencana kembali menggelar festival gamelan meskipun hanya level Nusantara. Sebagai bentuk komitmen Pemkot Solo atas klaim Solo pusatnya gamelan. Tak hanya itu, sebelum lengser ia juga menarget merealisasikan pengadaan seperangkat gamelan slendro pelog ke semua kelurahan. “Kemarin sekolah juga minta [gamelan], saya usulkan ke Dirjen untuk digenapkan agar anak-anak juga mencintai gamelan, gamelan dicintai masyarakat dunia. Syukur-syukur wali kota [Wali kota Solo] ke depan melanjutkan ini [gamelan],” terangnya.</p><p>Saat penutupan sejumlah penghargaan diberikan kepada sejumlah tokoh, instansi dan komunitas yang berjasa dalam pengembangan gamelan. </p><p><strong>Peraih Penghargaan IGF Award</strong></p><ol><li>Rahayu Supanggah – Lifetime Achievement Award (Dedikasi terhadap penciptaan, pendidikan, pemberdayaan, pertumbuhan, dan persebaran gamelan di Indonesia dan global)</li><li>Sumarsam – IGF Award (Dedikasi pada literasi gamelan di Indonesia dan dunia)</li><li>Aloysius Suwardi – IGF Award (Inovator gamelan, komposer inovatif, pande, penglaras, dan peniti gamelan)</li><li>Supoyo – IGF Award ( Pembuatan alat musik tradisi gamelan)</li><li>Sumiyati – IGF Award (Kemaestroan dan dedikasi sebagai pengrawit)</li><li>Githunk Sugiyanto – IGF Award (Pengembang gamelan di Jawa Tengah)</li><li>Bambang Sukmo Pribadi – IGF Award (Pengembang gamelan di Jawa Timur)</li><li>Lupi Anderiani – IGF Award ( Pengembang gamelan di Kalimantan Selatan)</li><li>Lili Suparli – IGF Award (Pengembang gamelan di Jawa Barat)</li><li>Komunitas Gayam 16 – IGF Award (Komunitas yang mengembangkan gamelan di Jogja)</li><li>Bentara Budaya – IGF Award ( Instansi yang konsisten memberi ruang tumbuh untuk gamelan)</li><li>Komunitas JeDe – IGF Award (Kelanjutan dan pemberdayaan budaya Jawa di Sumatra)</li></ol><p><strong>Sumber : Data panitia IGF </strong></p>
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
