SOLOPOS.COM - Salah satu adegan Penyalin Cahaya. (Antara)

Solopos.com, SOLO-Resmi rilis di Netflix pada Kamis (13/1/2022), film Penyalin Cahaya ini mengusung sejumlah isu sosial. Film yang disutradarai oleh Wregas Bhanuteja ini sukses membawa pulang belasan Piala Citra di ajang Festival Film Indonesia (FFI).

Dari penuturan sang sutradara, meski tujuan utamanya adalah kampanye anti kekerasan seksual, sejatinya Penyalin Cahaya juga mengusung  sejumlah isu sosial yang layak menjadi perhatian masyarakat. Bisa jadi sebetulnya itu bukan hal baru, namun masih banyak masyarakat yang masih cuek atau tutup mata.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berikut ini sejumlah isu sosial yang ditonjolkan dalam film Penyalin Cahaya seperti dikutip dari Bisnis.com pada Sabtu (15/1/2022) :

1. Pelecehan seksual di lingkungan kampus

Cerita utama dalam film Penyalin Cahaya yakni mengangkat isu pelecehan seksual yang dialami oleh seorang mahasiswa bernama Suryani (Shenina Cinnamon). Ia menjadi korban pelecehan seksual setelah menghadiri pesta kemenangan teater yang diikutinya. Meskipun menjadi tempat untuk mengenyam pendidikan, Penyalin Cahaya juga menyoroti bahwa lingkungan kampus pun bisa menjadi tempat yang tidak aman.

Baca Juga: Begini Pendapat Putri Marino Terhadap Soundtrack Layangan Putus

2. Korban kerap mendapat intimidasi

Sedikitnya barang bukti dalam kasus pelecehan yang dialami Suryani, membuat dirinya harus berdiri di atas kakinya sendiri. Korban pun kerap mendapat pernyataan denial dari orang-orang sekitar. Terlepas dari kelakuan buruk yang dilakukannya, korban sulit mendapatkan kepercayaan publik.

3. Pria juga bisa menjadi korban pelecehan

Selain Suryani, karakter bernama Tariq juga menjadi korban pelecehan seksual. Dalam film ini, digambarkan bahwa laki-laki ternyata juga bisa menjadi korban pelecehan seksual.

4. Takut untuk speak-up

Meskipun sudah memiliki barang bukti dan ingin memperjuangkan haknya, korban pelecehan seksual sering mengurungkan niat untuk melawan pelaku. Seperti yang dialami oleh Tariq, korban bisa merasa malu karena masalahnya diketahui oleh khalayak ramai. Selain itu, identitas korban juga tidak terjamin akan aman dari pandangan sosial.

Baca Juga: Mengenal Sheila Dara, Artis yang Jadi Isteri Vidi Aldiano

Rasa malu dan keinginan untuk memendam pelecehan menjadikan pelaku pelecehan seksual menjadi lebih leluasa.

5. Dipaksa berdamai dengan pelaku

Sama seperti yang dirasakan oleh Farah, korban pelecehan seksual lain, para penyintas terpaksa harus menjalani kehidupan dengan damai.

Meskipun mengetahui ada yang salah, korban dipaksa untuk diam. Hal tersebut juga dirasakan oleh Suryani saat laporannya berbalik menjadi kasus pencemaran nama baik. Di hadapan banyak orang, ia dipaksa untuk memendam kasusnya dan meminta maaf kepada pelaku. Kejadian itu dialaminya saat tak ada lagi orang yang percaya dengan korban.

Baca Juga: Titi Kamal Tak Mau Terjebak Peran di Film Horor, Ini Alasannya

6. Kasus yang tak terselesaikan

Sama seperti korban yang dipaksa diam, Penyalin Cahaya juga menyoroti kasus kekerasan seksual yang akhirnya lenyap ditelan bumi. Melalui adegan fogging deman berdarah dan adanya speaker himbauan, Penyalin Cahaya memberikan kode 3M yaitu menguras, menutup, dan mengubur. Sama seperti kasus kekerasan seksual yang dialami oleh Suryani, Farah dan Tariq, pelaku memiliki akses lebih untuk membuang barang bukti.

7. Menyelesaikan sendiri masalah

Tak adanya dukungan dari orang-orang sekitar akhirnya membuat para korban pelecehan seksual harus berdiri sendiri. Mereka acap kali mengumpulkan bukti dan berjuang melawan pelaku sendirian. Penyalin Cahaya pun beberapa kali menyoroti intimidasi terhadap korban melalui adegan kampus yang tak ingin masalah sampai ke pengadilan, pihak kampus berpihak pada pelaku, hingga orang tua korban yang percaya anaknya berkelakuan tidak baik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya