SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo  (Espos)–Republik Aeng-aeng menggelar unjuk rasa mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (2/11) di Simpang Tiga Bundaran Kompleks Stadion Manahan.

Aksi dilakukan dengan mengikatkan kain hitam di lengan kanan patung manusia pembawa obor di Bundaran Stadion Manahan. Aksi heroik tersebut sebagai simbolisasi rasa duka wong Solo terhadap kriminalisasi KPK.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Mayor Haristanto ditemui wartawan di sela-sela aksi mengatakan, penahanan dua pimpinan KPK nonaktif, Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah, sebagai bukti tidak adanya kejujuran dan keterbukaan di jajaran penegak hukum. Menurut dia, bukti-bukti kasus suap yang diduga melibatkan Bibit dan Chandra dinilai berbagai kalangan meragukan. “Ini bukti masyarakat Solo sangat berduka. Di negeri kita belum ada kejujuran dan keterbukaan. Bisa-bisanya menahan orang tanpa bukti kuat,” ujarnya.

Selain mengikatkan kain hitam di patung, pengunjuk rasa juga membentangkan poster mini bertuliskan “Duka KPK”. Sementara sebagai simbolisasi rasa duka masyarakat Solo, Mayor cs mengenakan kostum atau jubah warna hitam. Aksi yang tidak disertai orasi ini sempat menarik perhatian para pengguna jalan yang melintas di area tersebut. Dalam kesempatan itu, Mayor mengajak bangsa Indonesia khususnya wong Solo, untuk menjadikan masa penahanan Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah, sebagai hari berkabung nasional.

Kur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya