SOLOPOS.COM - Achmad Purnomo (kiri) dan Gibran Rakabuming Raka. (Solopos-Mariyana Ricky P.D.)

Solopos.com, SOLO -- Rekomendasi PDIP untuk Pilkada Solo 2020 masih tanda tanya. Namun, ada beberapa spekulasi soal kombinasi pasangan cawali-cawawali dari PDIP yakni Gibran-Purnomo, Purnomo-Gibran, Gibran-Teguh, dan Purnomo-Teguh.

Kombinasi Purnomo-Teguh dianggap paling lemah lantaran PDIP tidak mungkin menafikan posisi Gibran yang juga putra Presiden Jokowi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Opsi pertama, Gibran-Purnomo. Kendati Purnomo mendaftarkan diri sebagai cawali, tidak menutup kemungkinan akan diplot menjadi cawawali. Hal ini pernah terjadi pada Pilkada 2015 saat rekomendasi jatuh kepada Rudy. Purnomo, meski berat hati, akhirnya menerima posisi sebagai cawawali.

Keheranan Ilmuwan tentang Indonesia Tak Tersentuh Corona

Opsi kedua adalah Purnomo-Gibran. Kombinasi ini dinilai kuat dengan pertimbangan Purnomo lebih berpengalaman dalam pemerintahan dan politik Kota Solo. Sebagai senior Gibran, ia juga dikenal sebagai sosok yang merakyat dan bisa mengayomi banyak kalangan.

Posisi wakil wali kota untuk Gibran menjadikan ruang baginya “belajar” politik dan pemerintahan. Posisi ini sekaligus menjadikan Gibran sebagai “celengan amunisi” bagi PDIP menyambut Pilkada serentak 2024.

Sedangkan opsi ketiga adalah Gibran-Teguh. Pasangan Gibran-Teguh sebenarnya memiliki kans cukup kuat. Kombinasi pasangan muda-muda ini dinilai populer untuk meraup suara dari kalangan milenial. Apalagi PDIP nyaris tak memiliki rival kuat dari partai politik lainnya di Solo.

Meski demikian, Teguh yang memulai karier politik di PDIP dari bawah kurang memiliki posisi tawar yang kuat. Dalam hal ini, posisi tawar Gibran dan Purnomo lebih besar daripada Teguh. Gibran bisa mewakili kepentingan Joko Widodo (Jokowi), sedangkan Purnomo bisa mewakili kepentingan FX Hadi Rudyatmo (Rudy).

Gibran dan Purnomo Ditanya Puan Cara Mendekati Warga Solo, Siapa Pemenangnya?

Pengamat politik dari UNS, Agus Riewanto, menilai opsi Gibran-Purnomo menjadi yang paling kuat.

“Dua di antaranya tentu Gibran dan Purnomo. Sosok di luar itu untuk menunjukkan sebuah rivalitas. Nyata sudah [rekomendasi] akan diberikan kepada Gibran dan Purnomo. Posisinya bisa Gibran Walikota, Purnomo wakil, atau sebaliknya,” urai Agus, Senin (10/2/2020).

Pada Pilkada Solo 2020, Purnomo dihadapkan pada situasi yang mirip pada Pilkada 2015. Purnomo yang diusung DPC PDIP Solo sebagai cawali berpasangan dengan Teguh Prakosa harus bersaing dengan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran.

Gibran sendiri mendaftar melalui DPD PDIP Jawa Tengah. Jika pada 2005, Purnomo kalah saat bertarung melawan Jokowi, kini dia harus "melawan" putra Jokowi.

Seandainya menjadi calon Wakil Wali Kota Solo, maka Purnomo akan dua kali menjadi cawawali di Pilkada Solo. Jika Gibran-Purnomo menang, maka Purnomo mencatatkan rekor sebagai orang yang menjabat Wakil Wali Kota Solo tiga kali berturut-turut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya