SOLOPOS.COM - Reog Ponorogo. (Istimewa/Pemkab Ponorogo)

Solopos.com, PONOROGO — Kesenian Reog dan Kabupaten Ponorogo diusulkan sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya tak Benda kepada UNESCO.

Selain itu, kesenian Reog dan Kabupaten Ponorogo juga masuk dalam UNESCO Crative Cities Network (UCCN) atau Jejaring Kota Kreatif UNESCO. Kedua predikat itu ditargetkan bisa diraih pada 2023.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Baca Juga : Unik! Komunitas di Madiun ini Mendaki Gunung Lawu Sambil Baca Al Quran

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, mengungkapkan itu seusai menerima tim dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) di Ruang Bantarangin, Gedung Graha Kridha Praja Kabupaten Ponorogo, Selasa (28/9/2021).

Tim Kemendikbudristek menggelar focus group discussion (FGD). Selain itu, mereka juga menyaksikan langsung pergelaran Reog untuk meneliti berbagai hal tentang tarian tersebut, Rabu (29/9/2021).

Tim peneliti dari Direktorat Riset dan Teknologi Kemendikbud Ristek, Damarjati Kunmaryanto, mengatakan FGD dengan berbagai pihak, seperti pelaku Tari Reog, perajin Reog, budayawan, seniman, para petinggi dinas terkait, dan pengelola Yayasan Reog.

Baca Juga : Susah-Susah Gampang! Begini Perawatan Tanaman Pemakan Serangga

“Yaitu tentang bagaimana seni pertunjukan itu dapat menyejahterakan masyarakat luas. Kami ingin melihat bagaimana pemda di sini melaksanakan kegiatan pelestarian, perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan, serta pembinaan. Juga bagaimana pelaku budaya Reog melaksanakan berbagai kegiatan dan dapat berkarya untuk pelestarian Reog,” jelas dia seperti dikutip dari siaran resmi Pemkab Ponorogo.

Damar menutukan data sementara menunjukkan pertunjukkan Reog di Ponorogo sudah mampu menjadi langkah pelestarian, pembinaan, dan memberikan pengaruh bagi masyarakat. Terutama dalam memberikan kesejahteraan bagi pelaku seni dan masyarakat luas.

Bupati Ponorogo menambahkan pemerintah sedang berjuang mendapatkan sertifikat tersebut, yaitu reog sebagai ICH UNESCO dan Ponorogo masuk dalam UCCN. Menurut dia, dua hal ini penting sebagai bentuk penghargaan kepada para leluhur yang telah menciptakan Reog.

Baca Juga : Unik! Pemuda Madiun Budidaya Tanaman Karnivora Pemakan Serangga

Selain itu, dia bermimpi agar Reog menjadi milik Ponorogo tidak secara kultur saja, tetapi juga secara faktual. Oleh karena itu, pihaknya menggandeng tim Kemendikburistek.

Di UCCN, kata Sugiri, Ponorogo diusulkan sebagai kota folk and art craft atau pertunjukan dan seni kerajinan berbasis kesenian Reog. Berbagai potensi ekonomi dan kreasi yang ada di kesenian Reog akan digali kembali dan dipersiapkan sebagai indikator untuk masuk dalam UCCN.

“Saya sendiri yang akan memimpin tim ini. Tim ini terdiri dari akademisi, pelaku, dari Kemendikbud. Sebuah tim lengkap agar apa yang kami siapkan bisa nyambung dengan yang dibutuhkan untuk bisa masuk ke UNESCO,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya