SOLOPOS.COM - Gempa Salatiga (Twitter @bmkgjogja)

Solopos.com, SALATIGA — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat ada 15 kali rentetan gempa bumi yang terjadi di wilayah Kota Salatiga dan Ambarawa, Jawa Tengah (Jateng), sejak Sabtu (23/10/2021) dini hari hingga siang.

Menurut Kepala BMKG Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie, kali terakhir gempa bumi terdeteksi terjadi di wilayah Kota Salatiga dan Ambarawa adalah sekitar pukul 14.00 WIB.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau dari catatan kami, sejak dini hari hingga siang tadi sudah ada 15 kejadian gempa di Salatiga dan Ambarawa. Kali terakhir yang kami catat, terjadi tadi sekitar pukul 14.00 WIB,” ujar Setyoajie saat dihubungi Solopos.com, Sabtu sore.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Dipicu Sesar Aktif, Inilah Rentetan 8 Kali Gempa Salatiga-Ambarawa

Ajie, sapaan Setyoajie, mengatakan jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Salatiga-Ambarawa merupakan jenis gempa dangkal. Gempa tersebut dipicu sesar lokal Merapi-Merbabu.

“Gempa bumi yang terjadi merupakan gempa bumi tektonik dangkal yang diduga dipicu aktivitas sesar Merapi-Merbabu. Rata-rata kekuatannya sekitar Magnitudo 3.0,” imbuh Ajie.ter

Disinggung pemicu aktifnya sesar Merapi-Merbabu apakah terkait aktivitas vulkanik di Gunung Merapi dan Merbabu, Ajie mengaku tidak bisa berkomentar.

“Kalau itu, kami tidak bisa memberikan penjelasan. Itu lebih tepatnya ditanyakan kepada BPPTKG [Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi] karena mereka yang lebih paham dan mempelajari,” ujar Ajie.

Baca juga: Ada Rentetan 21 Kali Gempa Bumi di DIY, Ini Penjelasan BMKG

Meski demikian, Ajie meminta masyarakat di sekitar lokasi gempa bumi, khususnya warga Salatiga dan Ambarawa untuk tidak panik terhadap rentetan gempa bumi yang melanda Salatiga-Ambarawa. Warga diimbau untuk tetap waspada dan melakukan mitigasi bencana gempa tersebut.

“Kepada masyarakat diimbau tetap tenang, tidak perlu panik, apalagi sampai terpengaruh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, masyarakat harus teliti. Kalau sekiranya ada bangunan yang retak atau rusak diakibatkan gempa, sebaiknya dihindari,” imbuh Ajie.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya