SOLOPOS.COM - Pasar Jungke, Karanganyar. Foto diambil September 2012. (Dok/JIBI/Solopos)

Pasar Jungke, Karanganyar. Foto diambil  September 2012. (Dok/JIBI/Solopos)

Pasar Jungke, Karanganyar. Foto diambil September 2012. (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebagian besar pedagang belum bersedia berjualan di kios-kios darurat yang disediakan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) Karanganyar selama proses renovasi Pasar Jungke berlangsung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Kamis (22/8/2013) siang, sebagian besar kios darurat yang terletak di sebelah utara Pasar Jungke itu masih tertutup rapat. Tidak tampak ramainya aktivitas jual-beli di deretan kios yang dibangun dengan bahan tripleks dan kayu itu. Sedikitnya, hanya terdapat lima kios yang telah difungsikan untuk berjualan dari total 35 kios darurat yang tersedia.

Salah seorang pedagang beras di Pasar Jungke, Suparmi, 56, mengatakan mayoritas pedagang memang masih enggan berjualan di kios darurat tersebut lantaran letaknya yang kurang strategis. Menurutnya, sebagian pedagang memiliki lebih dari satu kios, sehingga mereka dapat berjualan di kios lain yang berada di dalam pasar. Beberapa pedagang juga lebih memilih berjualan di rumah masing-masing karena kondisi pasar darurat yang masih sepi pembeli.

“Kalau saya kan enggak punya kios dobel, jadi ya mau enggak mau jualan di sini [kios darurat] meskipun sepi. Dulu kalau jualan di kios depan sehari bisa laku tiga kuintal beras, sekarang setengah kuintal saja belum tentu laku,” ujar Suparmi yang mengaku telah berjualan di kios darurat selama dua hari.

Oleh sebab itu, Suparmi berharap proses renovasi pasar dapat segera rampung, sehingga pedagang dapat cepat kembali berjualan di kios masing-masing. “Ya seneng kalau dibenahi, masa dapat Adipura tapi pasarnya jelek. Tapi kami harap prosesnya jangan terlalu lama,” imbuhnya.

Selesai 120 Hari

Sementara itu, Kepala Pasar Jungke, Sumardi, mengklaim tidak ada pedagang yang menolak dipindahkan ke kios darurat. Menurutnya, sebagian pedagang hanya menutup kios mereka untuk sementara karena tengah sibuk mempersiapkan kepindahan. Selain itu, sebagian pedagang juga memilih menjadikan kios darurat sebagai gudang untuk menyimpan barang dagangan, sementara mereka berjualan di kios lain.

“Ya wajar tho kalau belum ditempati, kan baru dua hari dipindah. Mereka [pedagang] mungkin masih sibuk mengangkut barang-barang, tapi yang pasti 35 kios di depan pasar sudah dikosongkan.”

Sumardi menjelaskan proses renovasi pasar yang menelan anggaran Rp1 miliar itu akan dilakukan dalam dua tahap dan ditargetkan selesai selama 120 hari. Sasaran pada tahap pertama,  atap, dinding, serta lantai 35 kios yang terletak di depan Pasar Jungke, khususnya di sebelah utara pintu utama. Setelah itu, giliran 31 kios di sebelah selatan pintu utama Pasar Jungke yang akan direnovasi. “Selain itu, juga akan dipasang  keramik di koridor depan kios serta di pintu masuk pasar hingga musala di dalam pasar,” terang dia.

Menurutnya, proses renovasi tahap pertama dapat diselesaikan selama satu bulan, sehingga lebih kurang satu setengah bulan ke depan pedagang dapat kembali menghuni kios mereka. Selanjutnya, 31 pedagang di selatan pintu utama pasar yang diminta pindah ke kios darurat karena tempat berjualan mereka akan diperbaiki pada proyek renovasi tahap kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya