SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, WONOGIRI</strong> — Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri segera mengkaji kondisi <a title="Mulus, JLS Wonogiri-DIY Siap Dilewati Pemudik" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180605/495/920431/mulus-jls-wonogiri-diy-siap-dilewati-pemudik">Jalur Lintas Selatan</a> (JLS) yang sudah memakan korban jiwa akibat kecelakaan lalu lintas sejak difungsikan Januari 2018. Kajian akan melibatkan berbagai instansi terkait karena jalur itu termasuk jalan nasional.</p><p>Sebelumnya diinformasikan, mulusnya JLS sudah merenggut 11 nyawa sejak difungsikan Januari 2018 lalu. Terakhir, kecelakaan di jalan tersebut mengakibatkan <a title="Kecelakaan Wonogiri: Duarr! 2 Nyawa Seketika Melayang di JLS" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180623/495/923894/kecelakaan-wonogiri-duarr-2-nyawa-seketika-melayang-di-jls">dua nyawa melayang</a> pada Sabtu (23/6/2018). Kecelakan itu terjadi wilayah Dusun Pule, Kecamatan Pracimantoro.</p><p>Kepala Dinas Perhubungan Wonogiri, Ismiyanto, saat dihubungi <em>Solopos.com</em>, Minggu (24/6/2018), mengatakan berubahnya JLS menjadi jalur maut adalah sebuah pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.</p><p>&ldquo;Di samping kesadaran masyarakat juga diperlukan rambu-rambu lalu lintas dan traffic light yang segera kami kaji bersama stakeholders lain seperti Satlantas dan Kementerian Perhubungan. Kajian akan melibatkan seluruh pihak karena itu merupajan jalan nasional,&rdquo; ujar Ismiyanto.</p><p>Dishub akan mengkaji persoalan ini secara menyeluruh dan mencari solusi bersama dengan masyarakat. Ia menambahkan JLS dimungkinkan diberi pembatas jalan namun dengan syarat-syarat tertentu. Menurutnya, jalan lurus dan halus membuat pengguna jalan jadi kurang kontrol.</p><p>&ldquo;Saat ini sudah sangat mendesak. Sebenarnya sudah ada kajian sebelum Lebaran, ada beberapa tempat untuk dipasangi rambu-rambu. Saat ini rambu-rambunya memang masih sangat kurang, dan yang pasti penerangan jalan sangat minim,&rdquo; ujarnya.</p><p>Warga Pracimantoro, Faris Wibisono, saat dihubungi <em>Solopos.com </em>mengaku sering kali resah ketika melintas di JLS. Terlebih, ketika berada di persimpangan yang belum memiliki traffic light dan sering kali membingungkan. Ia mengatakan anak-anak desa di Pracimantoro masih banyak yang mengendarai kendaraan bermotor sehingga berbahaya.</p><p>Ia menyayangkan minimnya rambu-rambu di jalan nasional <a title="11 Orang Meninggal di JLS Wonogiri" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180623/495/923898/11-orang-meninggal-di-jls-wonogiri">JLS. </a>Ia mengharap di simpang Sambiroto diberikan bunderan dan traffic light karena banyak pertemuan antarjalur dan sering kali membingungkan pengendara kendaraan bermotor.</p><p>Kasatlantas Polres Wonogiri, AKP Dwi Erna Rustanti, saat dihubungi <em>Solopos.com</em>, Minggu (24/6/2018), mengatakan JLS kondisinya halus sehingga memungkinkan pengendara terlena dan melaju dengan kecepatan tinggi.</p><p>&ldquo;Pengguna jalan harus ekstra hati-hati saat malam hari karena belum ada penerangannya. Sementara saya sudah coba usulkan ke Pemerintah Kabupaten Wonogiri atau pemerintah provinsi terkait penerangan jalan. Secara lisan telah disiapkan 200 lokasi pemasangan lampu penerangan jalan namun realisasinya kapan saya belum tahu,&rdquo; ujar AKP Dwi Erna Rustanti mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Robertho Pardede.</p><p>Ia menambahkan rambu-rambu dan<em> traffic light</em> saat ini belum ada oleh karena itu ketika melewati perempatan pengendara diharapkan mengurangi kecepatan. Ia segera menyurvei JLS mengenai kebutuhan rambu-rambu, traffic light, dan penerangan.</p><p>&nbsp;</p>

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya