SOLOPOS.COM - Yulianto Prabowo (Dok.SOLOPOS)

Yulianto Prabowo (Dok.SOLOPOS)

Boyolali (Solopos.com)–Klaim dana Jamkesmas di Kabupaten Boyolali dinilai rendah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pasalnya, tingkat serapan dana Jamkesmas hanya berkisar 50%. Padahal pemerintah pusat mengalokasikan dana sekitar Rp 4,2 miliar untuk keluarga miskin yang terkaver dalam Jamkesmas di Boyolali.

“Klaim dana Jamkesmas masih rendah. Sebab, serapannya masih rendah jika dibandingkan dengan daerah lain. Klaim ini meliputi biaya perawatan kesehatan dan sebagainya,” tutur Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Yulianto Prabowo saat ditemui wartawan, Rabu (21/9/2011).

Yulianto menuturkan rendahnya komponen biaya perawatan kesehatan bagi keluarga miskin baik di rumah sakit ataupun Puskesmas menjadi penyebab tidak terserapnya dana Jamkesmas secara maksimal.

Dana sebesar Rp 4,2 miliar yang dikucurkan pemerintah pusat hanya terserap separuhnya saja untuk membayar klaim KK miskin yang jumlahnya mencapai 95.000 KK.

Pihaknya pun mengusulkan untuk merevisi biaya perawatan kesehatan rumah sakit. Hal ini dilakukan agar klaim dana Jamkesmas dapat terserap secara maksimal. Revisi dilakukan untuk penyesuaian biaya kesehatan agar tidak terlalu rendah. Pihaknya pun mengusulkan kenaikan tarif hingga 45%.

Dijelaskan, kurang maksimalnya serapan ini karena dana Jamkesmas yang digelontorkan pusat didasarkan pada komponen biaya kesehatan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung dan sebagainya.

Padahal di Kabupaten Boyolali komponen biaya kesehatan sangat murah. Patokan tarif kesehatan di Kota Susu ini masih mengacu peraturan daerah tahun 2001.

(rid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya