Solopos.com, SOLO — Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) di Yayasan Pendidikan Batik (YPB), Joko Sumarsono meminta maaf atas kasus rencana pembelajaran tatap muka (PTM) SMK Batik 2 Solo yang sedianya digelar Senin (23/8/2021).
Permohonan maaf itu utamanya ditujukan kepada Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wilayah VII Jawa Tengah, Suratno dan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.
Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024
“Saya selalu ketua MKKS YPB memohon maaf kepada Bapak Kepala Cabang Dinas dan Wali Kota, serta kepada semua pihak yang terkait dengan masalah ini,” ujarnya kepada wartawan saat ditemui, Senin di ruang kerjanya di SMK Batik 2 Solo.
Joko Sumarsono menambahkan, permohonan maaf itu akan dilakukan secara tertulis dan disampaikan langsung kepada mereka.
“Kami ada rencana sowan ke Mas Gibran. Rencananya menyampaikan surat permohonan maaf kepada Pemkot dan Cabang Dinas. Bagaimana pun SMA dan SMK ini kan dikelola provinsi, tapi lokasi sekolah ada di wilayah Kota Solo. Jadi kami sampaikan permohonan ke Pak Wali. Mungkin tidak mudah, tapi kami upayakan,” imbuh Joko.
Baca juga: Cerita Rudy Eks Wali Kota Solo Bikin Rumah Tanpa Pagar, Alasannya Wow Banget
Di sisi lain, meskipun PTM di SMK Batik 2 Solo ini belum terjadi, namun pihaknya menjamin hal serupa tidak akan terjadi lagi di sekolah-sekolah di YPB.
Sebab pihaknya menyadari bahwa PTM belum bisa digelar karena aturan melarangnya akibat situasi Covid-19 yang belum memungkinkan. Namun apa yang dilakukan SMK Batik 2 dengan berencana menggelar PTM didasari atas keinginan yang besar untuk mempertemukan siswa dan guru di sekolah. Sayangnya, rencana tersebut tidak dikonsultasikan terlebih dulu kepada pihak-pihak yang berkompeten, baik Satgas Penanganan Covid-19, Wali Kota, Disdikbud (Cabang Dinas), bahkan YPB.
“Pihak yayasan juga tahunya Sabtu. Sekali lagi itu inisiatif kepala sekolah [bersangkutan] yang saya rasa sama, semua kepengin tatap muka [PTM]. Tapi memang ada batasan dan aturan. Bagaimana keselamatan siswa nomor satu. Saya yakin pasti ada solusinya,” imbuh Joko.
Sementara itu, Kepala SMK Batik 2 Solo Achyar Susanto belum dapat dikonfirmasi. Teleponnya tidak diangkat saat dihubungi.
Baca juga: Tak Disangka! Sragen Punya 2 Lokasi Semburan Gas Rawa, Ini Lokasinya
Sedangkan pantauan Solopos.com di SMK Batik 2 Solo, hingga Senin siang mobil dinas Wali Kota (Kijang Innova putih berpelat AD 1 A) masih terparkir di depan sekolah yang berlokasi di daerah Kleco, Kecamatan Laweyan, Solo itu.
Pintu gerbang sekolah juga digembok dan ada tempelan kertas bertuliskan “Semenjak pandemi belum sama sekali melaksanakan pertemuan tatap muka dalam pembelajaran. Pembelajaran masih menggunakan online”. Tidak ada aktivitas penghuni di dalam lingkungan sekolah.