SOLOPOS.COM - Sukarelawan dari sejumlah organisasi dan kelompok mengikuti swab untuk mendeteksi Covid-19 di kantor Balai Penyehatan Akibat Dampak Merokok, Kamis (4/6/2020). (Sri Sumi Handayani/Solopos)

Solopos.com, SOLO--Laju penularan Covid-19 yang masih tinggi di Indonesia membikin beban layanan kesehatan makin berat. Pemerintah berencana membuka rumah sakit (RS) darurat corona di semua provinsi untuk mengatasi lonjakan pasien isolasi.

Potensi lonjakan kasus ini masih akan terus berlanjut mengingat kemampuan tes Covid-19 di sejumlah daerah terus meningkat. Di sisi lain, Indonesia menghadapi libur panjang yang bakal terjadi akhir Desember ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat ini, Satgas Covid-19 memiliki sekitar 5.000 sukarelawan bidang medis dan ribuan sukarelawan yang lain yang ditempatkan di sejumlah fasilitas kesehatan. Perekrutan sukarelawan bidang kesehatan ini masih terus ditambah seiring dibukanya RS darurat dan kebutuhan tenaga tracing di puskesmas.

“Kita bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan khususnya BPPSDM Kesehatan untuk perekrutan. Mudah-mudahan dengan ada sukarelawan baru kita bisa buka faskes baru dan rotasi untuk sukarelawan yang bekerja cukup lama,” kata Ketua Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Andre Rahadian, dalam talkshow virtual yang digelar Satgas Penanganan Covid-19, Jumat (11/12/2020).

Kebutuhan sukarelawan bidang kesehatan masih cukup tinggi. Di Wisma Atlet Jakarta misalnya masih membutuhkan 200 sukarelawan baik dokter, perawat, apoteker, dan lainnya. Belum lagi kebutuhan sukarelawan di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan provinsi lainnya. Kebutuhan ditaksir mencapai 1.000 orang.

“Medis ini yang dibutuhkan dokter, dokter spesialis, dokter umum, perawat, apoteker, bidang kesehatan masyarakat untuk tracing,” ujar dia.

Beredar Iklan Pre Order Vaksin Covid-19, Ini Kata Bio Farma

Makin Penting

Peran sukarelawan medis makin penting mengingat Indonesia baru saja menggelar Pilkada serentak pada 9 Desember 2020. Belum lagi potensi lonjakan kasus bakal terjadi dengan adanya libur panjang pada akhir Desember nanti.

Andre berharap banyak sukarelawan yang bisa bergabung di Satgas. Hal ini bisa meringankan beban pasien Covid-19 selama perawatan termasuk membantu pemerintah dan tenaga medis lainnya agar tidak mengalami beban berlebih yang membahayakan keselamatannya.

“Peran relawan medis makin penting dan kita memerlukan sebanyak mungkin sukarelawan dokter, perawat, apoteker, kebidanan, farmasi untuk meringankan beban tenaga medis sehingga tidak ada beban berlebih yang membahayakan tenaga medis,” ujar Andre.

Di Jawa Barat, perekrutan sukarelawan bidang kesehatan juga dilakukan menyusul akan dibukanya RS darurat oleh pemerintah Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat. Saat ini, di Bandung cukup sulit untuk mendapatkan bed kosong untuk pasien isolasi Covid-19.

Peningkatan kasus yang tinggi mendorong Pemkot Bandung menerapkan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) dengan menutup jalan-jalan pada malam hari. Jalan yang disasar umumnya jalan yang kerap menimbulkan kerumunan.

“Yang penting bukan penutupan jalannya melainkan penerapan protokol kesehatan oleh masyarakat. Kurangi kumpul-kumpul. Bersama Satpol PP, Pemda berusaha mencegah kerumunan di tempat-tempat yang biasanya terjadi kerumunan. Harapannya kasus menurun dan Covid-19 terkendali,” kata Ketua Sub-Bidang Kesehatan Bidang Koordinasi Relawan Satgas Covid-19, dr. Jossep F William.

Kasus Covid-19 Di Salatiga Meledak Lagi, Angka 1.000 Tembus

Kendala

Ada sejumlah kendala pelaksanaan protokol kesehatan di Bandung mulai dari keengganan memakai masker lantaran merasa gerah hingga masih banyak masyarakat yang tidak percaya Covid-19 berbahaya dan nyata.

Pemerintah juga menerjunkan 3.000 sukarelawan perubahan perilaku untuk mengedukasi dan sosialisasi protokol kesehatan kepada masyarakat. Selain itu, ada 400 pekerja sosial dikerahkan untuk melakukan edukasi memberantas stigmatisasi terhadap pasien Covid-19.

“Kami berusaha merangkul masyarakat untuk patuh kepada protokol kesehatan. Kalau tidak dilakukan, usaha kita makin berat dan tidak menimbulkan hasil signifikan karena korban akan terus berjatuhan,” ujar dia.

Ia meminta seluruh masyarakat bersatu dalam berdisiplin melaksanakan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Selain itu, masyarakat juga diminta sering mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.

“Kita mulai mendisiplinkan diri sendiri. Kita ajak keluarga kita patuh protokol kesehatan. Setelah itu lingkungan kita. Kalau kita bersama-sama, kita pasti bisa,” tutur William.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya