SOLOPOS.COM - Pekerja menggali tanah untuk membuka pintu bunker sisi barat yang masih tertimbun tanah di komplek Balai Kota Solo, Kamis (14/11/2013). Tim dari BPCB Jawa Tengah terus melakukan penggalian terhadap bangunan yang diduga bunker peninggalan jaman Belanda tersebut. (JIBI/Solopos/Burhan Aris Nugraha)

Petugas Dinas PUPR Solo belum berhasil mengatasi masalah rembesan air di dalam bungker Balai Kota.

Solopos.com, SOLO — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Solo terus berupaya mengatasi persoalan rembesan air di dalam bungker di kompleks Balai Kota Solo. Hingga kini rembesan air tersebut belum teratasi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Dinas (PUPR), Taufan Basuki, saat diwawancarai wartawan, Rabu(6/9/2017), mengatakan masih berupaya mengatasi rembesan air tersebut agar restorasi bangunan kuno itu berjalan lancar. (Baca: Bungker Balai Kota Diwacanakan Jadi Tempat Pencatatan Perkawinan)

Dia menuturkan ada beberapa rembesan air yang muncul setiap kali para pekerja menggali bungker. “Rembesan air dari bagian bawah bungker,” katanya.

Namun demikian, dia menyampaikan volume air rembesan tidak terlalu besar. Hanya, rembesan tersebut memperlambat proses restorasi bungker.

Dalam upaya mengatasi rembesan ini, Pemkot berkonsultasi dulu dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah (Jateng) untuk memilih treatment yang tepat. “Bungker ini kan bangunan kuno dan diduga cagar budaya, jadi harus dikonsultasikan dulu dengan BPCB Jateng,” katanya.

Taufan mengatakan restorasi dimulai dengan menguras air dan sedimen di dalam bungker. Pengurasan dilakukan untuk mengetahui titik rembesan di area bungker mengingat kondisi bungker dipenuhi air dan memprihatinkan.

Selain terbengkalai, bangunan bawah tanah tersebut dipenuhi genangan air kotor sehingga tidak mungkin dimasuki. Taufan mengakui genangan air di dalam bunker berpotensi merusak bangunan kuno itu.

Usia bangunan yang sudah tua bisa saja membuat bangunannya tidak kokoh lagi. “Konsep desainnya, bunker akan dikembalikan seperti semula,” katanya.

Bungker tersebut ditemukan pada 2012 silam dan diteliti merujuk temuan warga sekitar. Bangunan berukuran 16 meter x 24 meter persegi itu terletak di sisi utara kompleks Balai Kota, tepatnya di lingkungan gedung Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil).

Bungker tersebut diduga merupakan peninggalan gedung residen yang dibuat sebagai pertahanan menghadapi serangan lawan pada masa itu. Pada 2012, keberadaan bungker telah diteliti tim arkeolog dari Jogja.

Hasil kajiannya memberi petunjuk pasti pemanfaatan bungker di masa lalu, yakni sebagai tempat menyimpan benda dan pertahanan pada masa kolonial dulu. “BPCB memberi pendampingan ke Pemkot dalam merestorasi bungker,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya